Jumat, 18 Februari 2011

_Part 3_ >>>> Nency melompat - lompat gaje saking takutnya. Secepat kilat ia berlari dan meloncat ke atas ranjangnya. Nency sempat melirik ke seseorang yang sepertinya asyik tertawa dari tadi. "Cindy!! Noge kau!" teriak Nency. Cindy hanya tetap cekekikan. Ia lalu mengambil kucing itu dan menggendongnya. "Vinencya, oma Nency jahat ya" kata Cindy layaknya orang gila karena ia berbicara dengan kucingnya. "Coe kurang ajar sekali. Masa namaku coe pake jadi nama kucing tuh?" protes Nency. Cindy lagi - lagi tak membalas perkataan Nency dan malah asyik mengelus kucing gemuk yang bernama Vinencya itu. Setelah itu, Cindy menurunkan Vinencya dari gendongannya dan membiarkan Vinencya berkeliaran. Nency melihat kucing itu alias Vinencya pergi, dengan berani ia turun dari ranjangnya. "Kasihan eh... Yang lagi nyanyi bagus - bagus begini ada kucing" ujar Cindy. "Gara - gara coe itu" kata Nency. Tanpa disuruh, Cindy sudah duduk di sofa kecil di samping pintu. "Coe ngapain ke mari? Mau tanya pr? Kalo pr z belum" ujar Nency. "Emangnya ada pr?" tanya Cindy. "Yaiyalah. Coe tra ingat kah?" "he'em" "Dasar dodol" "Yee.. Z Cindy tapi, biar sudah. Z juga kesini tuh cuma karena rumahnya kita dekat. Sekalian kalo boleh numpang makan. Hehe" "Jie... Coe pu enak" "Nency... Ada Fiertho di bawah!!" teriak Bu Rara yang merupakan ibu dari Nency *ingat, di cerita ini ga pake nama asli orang tua :) * "Fiertho? Dia ngapain coba kemari?" tanya Cindy heran. "Tau. Ke bawah yuk" ajak Nency. @teras "Eh, kembaran ubur - ubur, coe ngapain ke mari??" tanya Nency. "Biasa, mau ngapel" jawab Cindy ngasal. "Coe sembarang saja" kata Fiertho. "Sudah, sekarang coe kemari buat apa?" tanya Nency. "Ga jadi. Ada anak kecil jadi" jawab Fiertho sambil melirik ke arah Cindy. "Sopan eh, z yang lebih tua daripada coe" ujar Cindy. "Z saja sudah eh" kata Fiertho dan berjalan mundur. "Miaauuww..." Rupanya Fiertho menginjak ekor Vinencya. Nency dan Cindy lebih memilih masuk ke dalam rumah daripada melihat adegan selanjutnya. *** Jeone aldeon naega anya brand new sound Saerowojin nawa hamkke one more round dance dance dance ‘Till we run this town. Oppaoppa Ill be Ill be down down down ..... Seorang cewek meraba - raba meja kecil di dekat tempat tidurnya seperti ingin mengambil sesuatu. Seperempat dari wajahnya dan seluruh badannya masih tertutup selimut. "Siapa sih yang sms pagi - pagi??" gerutu cewek itu setelah mendapatkan telepon genggamnya. From: KharinaGas Dyandra,, coe bangun telat kah tidak? Cewek yang bernama Dyandra itu bingung dengan isi sms singkat itu. 'bangun telat?' batinnya. Dyandra segera melihat ke arah jam dinding putih yang tergantung di salah satu sudut kamarnya. Jam menunjukkan pukul 06.30 "Gaswat!! Gue telat!!" ujar Dyandra. *** "Jatuh bangun aku mengejarmu... Namun dirimu tak mau mengerti..." nyanyi uwis dan berjoget ria di dalam kamar mandi sambil membilas badannya dengan air. Sayang, sewaktu asyik - asyiknya, air yang Uwis pakai dari shower mati. "Woii!!! Kenapa mati lagi" kata Uwis sambil menepuk - nepuk ujung shower. "Mana tidak ada air lagi. Kampret seh" *** @SMP West "Shit!! Pagarnya udah ditutup lagi. Seke" ujar Cindy setelah tiba di pintu gerbang SMP West. Cindy segera mencari akal. Ia pun bergegas berlari ke belakang sekolah. Sementara itu... Fiertho dengan tergesa - gesa berlari ke arah pintu gerbang sekolah sesaat setelah Cindy meninggalkan tempat itu. Melihat pintu gerbang yang sudah tertutup rapat, Fiertho langsung berlari ke arah yang sama dengan Cindy. @gerbang belakang. Cindy celingak - celinguk untuk kesekian kalinya demi memastikan tak ada satu orang pun yang berada di tempat itu. Setelah merasa aman, dengan cepat Cindy memanjat pintu gerbang belakang sekolah yang cukup tinggi. "Aduh..." ujar Cindy setelah melakukan pendaratan yang tidak mulus. "Hey, kamu ga papa kan?" Cindy menoleh. "Em... Ga papa" balas Cindy kepada cowok yang bisa di katakan ganteng. Cindy lalu berdiri dan merapikan bajunya yang sedikit kotor karena terkena tanah. Setelah itu Cindy melirik anak itu dari atas sampai bawah. Cowok tinggi, putih, dan ganteng berdiri di hadapannya. "Ehm..." Cowok itu dan Cindy menoleh. "Fiertho?? Coe juga terlambat?" tanya Cindy. "Iyo. Syukur aja ada temen." Saat Fiertho dan Cindy hendak ke kelas, cowok itu mencegah mereka. "em.. Bisa minta tolong ga?" pinta cowok itu. Fiertho dan Cindy menunggu kalimat selanjutnya dari cowok itu. "Aku di sini anak baru. Bisa tolong anterin aku ke kelas ga? Soalnya aku lupa kelas aku dimana" lanjutnya. "Memangnya kamu kelas berapa?" tanya Fiertho. "Kelas 8a" "Ayo ikut kita" ajak Cindy. *** Uwis dan Dyandra tiba di sekolah secara bersamaan. "Lho, Dyandra??" kata Uwis kaget. "Ahh... Gerbangnya udah di kunci wis" ucap Dyandra sedikit kesal. "Kita lewat belakang aja" usul Uwis. *** Sepanjang perjalanan Cindy dan Fiertho terus berceloteh. Cowok itu hanya bisa memandangi Cindy dan Fiertho. "Oh ya, kamu pindahan dari mana?" tanya Cindy. "Dari Manado" jawabnya. "Pantes" bisik Fiertho pada Cindy. "Kalian ini akrab banget ya" ujar cowok itu. "Ya gitu deh. Gini nih, kalo orang cerewet, udah ketemu orang cerewet" balas Cindy. "Kalian kelas berapa??" tanya cowok itu. "Kelas 8a" jawab Cindy dan Fiertho bersama - sama. "Pas banget ya." "Namamu siapa?" tanya Fiertho. "Namaku Evan. Kalo kalian?" "kalo aku Cindy. Dia Fiertho" Akhirnya mereka bertiga sampai di depan kelas 8a. "Syukur aja ga ada guru" ucap Cindy. Suasana kelas yang ramai tiba - tiba sepi karena kehadiran mereka bertiga. "Woy... Ada anak baru nih!!" teriak Fiertho

Semua anak langsung bisik - bisik. Sebagian murid cewek senyum - senyum gaje ke arah cowok ganteng ini.
"Van, kenalin diri loe" bisik Cindy pelan namun masih bisa di dengar olehnya dan Evan.
"Kenalin namaku Evan, pindahan dari Manado" Evan memperhatikan seluruh siswa.
"Itho, dia duduk dimana?" tanya Cindy.
"Di sampingnya Pertapa aja. Kan disebelahnya kosong" jawab Fiertho.
"Iuwh... Sama dia?? Gue ga rela" protes Cindy.
"Gue punya ide" lanjutnya.
"Kebetulan tadi kita udah bincang - bincang sama Evan, terus dia bilang kalo matanya rada kabur. Jadi, Nanda, coe pindah ke belakang. Biar Evan duduk sama Jose" perintah Cindy yang sok ngatur banget.
Tidak ada yang protes. Begitupun Nanda dan Evan. Setelah Evan duduk di bangkunya, Cindy dan Fiertho lalu beranjak ke bangku masing - masing.
"Eh, cowok itu ganteng sekali lho" kata Nency begitu Cindy dan Fiertho duduk.
"Sangat" balas Cindy.
"Oh God... Dia ganteng sekali" ujar Inggrid dan SF mulai memperhatikan Evan dari jauh.
Oka dan Stinsy yang jarak tempat duduknya dekat dengan Evan mulai kenalan.
@kantin
"Eh, kelas kita rame lho gara - gara Evan" ucap Dyandra dan menyeruput es jeruknya.
"Wajarlah. Orangnya aja udah kayak gitu" komentar Karina.
SF hanya makan ber7 di kantin. Dian dan Stella sedang mengikuti rapat OSIS sedangkan Manter berangkat untuk kejuaraan karate.
Uwis terlihat sangat lahap dibanding yang lain.
"Pelan - pelan wis, entar coe telan pentolan bakso lagi" ujar Cindy. Yang lain hanya tertawa kecil mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
Stella dan Dian datang menyamperi anggota gank SF yang asik makan.
"Aduhh... Enaknya yang lagi makan" goda Dian sewaktu duduk di samping Inggrid.
"We, Uwis coe dengan Stinsy terpilih jadi calon ketua osis" ucap Stella yang nyaris membuat Uwis menelan pentolan bakso untuk kedua kalinya.
"Nyaris Uwis" ujar Inggrid.
"Jie... Z terpilih tuh? Z ga mau ah" kata Uwis kemudian melanjutkan makan.
"Itu sudah harus. Anak - anak yang lain juga udah pada setuju kok" balas Dian.
"Coe siapin diri aja" tambah Dyandra.
"Eh, tadi kalian rapat tentang apa saja?" tanya Inggrid pada Dian dan Stella.
"Cuma bicarakan tentang calon ketua OSIS dengan acara Pensi." jawab Dian.
"Ada apa aja kah di Pensi entar?" sekarang malah Nency yang bertanya.
"Pensi dan prom night. Jadi nanti ada kakak - kakak kelasnya kita yang juga ikut mengisi acara, terus yang datang tuh harus pake topeng dan ada bagian dansanya. Yang jelas dansanya cewek cowok." jawab Dian.
"Ih.. Badan loyo ya" kata Cindy.
"Panggilan kepada semua yang ikut berpatisipasi dalam pensi, harap ke ruang musik sekarang" terdengar pengumuman dari ruang osis.
"Kalo yang bantu aja ga usah toh?" tanya Fiertho.
"Ga usah" jawab Karina.
"Aduuhh... Z belum makan lagi" kata Stella.
"Tobat. Ayo kita ke ruang musik. Dah kalian" ajak Nency sekaligus berpamitan pada anak SF lainnya.
@ruang musik.
Di ruang musik baru ada Bu Linda, selaku guru musik dalam bidang vocal dan Ka Sidney berserta Ka Reynaldi.
"Ayo masuk" perintah Bu Linda saat melihat Inggrid, Nency, Stella dan Cindy ragu untuk masuk.
Perlahan mereka berempat memasuki ruangan.
Tak berapa lama kemudian datang juga Ka Diman.
"Oke, ini lagu yang akan kalian nyanyikan" kata Ka Sidney dan membagikan selembar kertas kepada masing - masing orang.
Mereka berlima mendapat kertas bertuliskan lirik lagu Can I Have This Dance.
"Sebelum kalian latihan, Ibu mau tes, siapa yang cocok buat jadi pasangan duetnya Diman" kata Bu Linda.
Satu per satu dari mereka ber4 dites dengan menyanyikan lagu Can I Have This Dance.
Kini tiba giliran Nency. Grogi, mungkin itu yang ia rasakan. Ka Sidney dan Ka Reynaldi terus - terusan menggoda Diman dan Nency.
"Nyanyi yang bagus ya" ujar Diman dan sedikit tersenyum malu.
>>>skip
"Baik, penampilan kalian semua tadi bagus - bagus. Cuman, ibu bingung memilihnya. Ternyata pilihannya Bu S tepat. Cindy yang terpilih" ujar Bu Linda.
"Whatss??" gumam Cindy kaget.
"ayo kita cepat mulai latihannya" kata Bu Linda.
Cindy dan Diman yang pertama berlatih, sementara yang lain di perbolehkan duduk untuk menunggu giliran. Inggrid memilih duduk sedangkan Nency dan Stella berdiri di pintu.
Nency sangat serius memperhatikan Cindy dan Diman bernyanyi diiringi alunan piano dari Bu Linda.
"Nency.. Sakit eh..." goda Stella yang berdiri tepat disampingnya.
"Revin Tandi nih" kata Nency dan hendak memukul Stella, namun Stella berhasil menghindar.
Stella tak melihat ke belakang, sehingga ia tak sengaja menabrak orang di belakangnya hingga mereka berdua jatuh bersama - sama.
"Haha... Tobat." ujar Nency dan tertawa.
Ternyata orang yang ikut jatuh bersama Stella adalah Revin.
"Cie.. Cie.." kini malah Nency yang menggoda Stella.
Stella dan Revin cepat - cepat berdiri. Revin langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, namun seulas senyum malu mengembang di wajahnya.
***
Segini aja ya ceritanya. Sorry kalo ada salah pengetikan dan maaf, kalo nama Anda saya pakai dalam cerita ini. Remember, just for fun ^^
_ShawtyC_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar