Senin, 28 Februari 2011

-Me plus you-

-Me plus you-

Siang itu cukup melelahkan bagi Cindy. Suaranya yang pas - pasan dipaksa untuk menyanyi dan menyanyi. Alhasil, suaranya kini pun serak. "malang nian nasibmu nak" ujar Nency. "duh.. Mana besok di suruh nyanyi lagi" gerutu Cindy. Siang itu hanya ada Cindy dan Nency. Yang lainnya sudah pulang karena kesibukan mereka masing - masing. "Pulang yuk. Udah nanas nih" ajak Nency seraya pergi dari tempat itu diikuti Cindy. "hey" tegur seseorang dan menepuk pundak Cindy. Secara spontan, Cindy dan Nency berbalik badan untuk melihat orang itu. "Evan? Belum pulang?" tanya Cindy yang heran melihat Evan. "Aku ga tau jalan pulang. Kata papa aku, aku lagi ga bisa di jemput. Bisa anterin aku pulang ga?" jawab dan pintanya memelas bagai anak kucing. 'Eh, buset. Nganterin pulang??' batin Cindy. Cindy dan Nency saling pandang. "Memangnya rumah kamu dimana?" tanya Cindy. "nih" Evan memberikan Cindy secarik kertas yang tertera alamat rumahnya. "Okelah. Kebetulan juga dekat kok dengan rumahku dan Nency." >>skip "Ni rumah aku" ujar Evan. Dari rumahnya bisa diketahui bahwa Evan adalah orang kaya. "kapan - kapan mampir ya. Bye" kata Evan dan masuk dalam rumahnya. "Gile Cin, orang kaya nih" ujar Nency. *** @kamar Cindy Ini sudah ketiga kalinya iya tak bisa tidur gara - gara hal yang sama. Cindy memandangi figura foto yang membingkai indah fotonya bersama SF. "I miss you friends" ucap Cindy lirih. "gue ga mau ninggalin kalian" *** Paginya di kelas 8a semua pada ribut membicarakan pelajaran hari ini. Yupz.. Tentu saja karena hari ini ada pelajaran IPA yang sangat tidak di gemari siswa 8a. "Aduh.. Entar IPA lagi. Macam malas kha" ujar Stella. "Coe memang sudah malas moo" kata Inggrid. Tiba - tiba ponsel Inggrid bergetar pertanda ada sms masuk. "Wei, Cindy dia ga masuk. Dia ijin" ujar Inggrid begitu membaca pesan singkat dari Cindy. "Anak itu kemana lagi. Macam dia sering izin kah" kata Fiertho. "Tau" balas Kharina. Percakapan mereka tidak dilanjutkan lagi saat Bu Rita datang.

"Selamat pagi anak - anak" sapa Bu Rita ketika meletakan tasnya di atas meja.
"Selamat pagi Bu..."
"Kalian tidak lupa membawa boneka kan?" tanya Bu Rita.
"Oke, sekarang kalian duduk per kelompok" perintah Bu Rita sebelum siswa - siswi kelas 8a menjawab.
Dengan tampang memelas, murid - murid duduk per kelompok.
"Bu, kapan saya pindah kelompok?" tanya Bu Rita.
"Nanti dulu. Memangnya ada apa sih?" jawab dan tanya Bu Rita.
"Nggak mau sekelompok dengan ini nih bu" jawab Nency sambil memberi kode ke arah Pertapa dengan matanya.
"Bu, saya juga pindah kelompok ya bu" Kharin ikut nimbrung.
"Ini lagi. Teman kamu aja belum boleh pindah" kata Bu Rita.
"Tenang aja bu, saya udah punya pasangannya. Ini bu" kata Kharina dan menarik Evan ke hadapan Bu Rita.
"Buset, nyarinya yang ganteng lo" cerocos Nency.
"Siapa dia?" tanya Bu Rita bingung.
"Dia anak baru bu, namanya Evan" jawab Kharina.
"Oh, oke kalo begitu"
Kharin tampak senang bisa terbebas dari Yafet.
"Saya bu?" tanya Nency.
"Tuh, sama duda Yafet" jawab Bu Rita santai.
"Ih... Ga ada yang lain apa bu?"
Tiba - tiba Nency teringat Uwis yang lagi sendiri.
"Bu, z sama Uwis aja eh. Kebetulan, Cindy ga ada" ijin Nency.
"Kemana Cindy?" tanya Bu Rita.
"Ijin bu"
"Terus nanti kalo Cindy sudah masuk gimana?"
"Itu urusan nantilah bu. Okok?"
"Terserah deh. Yang penting kamu ga sekelompok dengan Uwis, tetap sama Pertapa"
"Jiah ibu... Oke deh"
Nency langsung ngacir ketempat duduk Uwis yang pada saat itu Uwis sedang menyisir dengan lembut dan penuh perasaan
boneka barbienya *jangan2? :o*.
"Kenapa coe duduk di sini?" tanya Uwis heran begitu Nency duduk di sampingnya sambil membawa boneka.
"Hari ini tong dua seregu buat urus dua boneka nih" jawab Nency.
"Coe su ijin?"
"Sudah lagi"
Bu Rita lalu jalan berkeliling untuk melihat kondisi boneka tiap kelompok *kondisi?*.
Ada yang boneka barbienya kelupaan, botak, kakinya satu hilang, dan lain - lain *tragis amat*.
Sebelum Bu Rita mengamati boneka Uwis dan Nency, Nency merasakan ada sesuatu di betisnya.
"Uwis, macam di sini banyak nyamuk kah" bisik Nency dan menggoyangkan kakinya agar nyamuk - nyamuk itu pergi.
"Z macam ga rasa tuh" balas Uwis.
Nency sedikit heran. Ia merasa bukan nyamuk yang ada di kakinya. Ia pun memutuskan untuk melihatnya.
"Huuaaa.... Ada KECOAA!!" teriak Nency sambil berdiri dan mengibas - ibas kakinya.
Kecoak itu pun jatuh dan malah lari ke arah Dian.
"Ih... Kecoak!!" teriak Dian dan berdiri di atas kursinya.
Semua anak cowok berusaha menangkap kecoa itu. Akhirnya Fiertho yang menangkapnya.
"Fiertho, buang ah. Bikin jijik sekali" perintah Stella.
Sayangnya, kecoak itu gesit, sehingga kecoak itu pun langsung melesat ke arah tangan Inggrid.
"Huuaa.!!" teriak Inggrid histeris sambil mengibas - ibas tangannya.
Tangan Inggrid tidak sengaja memukul kepala orang di belakangnya yaitu Manter.
"Pelan - pelan oy!" teriak Manter sambil memegangi keningnya.
Kecoak itu lalu terbang dan hinggap di kepala Kharin and you know... *kalian bisa bayangin kan? Kalo mau ditulis entar kepanjangan*
***
Hari ini di SMP West pulang cepat, SF memutuskan untuk pergi ke rumah pohon.
"Temz, z pulang duluan ew. Z mau keramas" pamit Kharin.
"Gara - gara kecoak kah?" tanya Fiertho.
"Coe stop kasih ingat sudah" kata Kharin sedikit jengkel.
"z pulang eh. Dah.." ujar Kharin dan menuruni anak tangga.
"Dah.."
"Tong bikin apa kah, macam bosan sekali kah" ujar Uwis dan duduk di samping jendela.
"Iyo, macam masih pagi kah" timpal Manter.
"Tong ke rumahnya Cindy yuk" usul Dyandra.
"Ayo" ajak Stella semangat.
"Kalo dia ga ada di rumah?" tanya Fiertho.
"Tong kerumahku saja toh. Capcus" jawab Nency.
***
Kedatangan SF disambut oleh Kak Gloria, kakaknya Cindy. SF dipersilahkan masuk dan menunggu kehadiran Cindy di kamar Cindy.
@kamar Cindy
SF yang mempunyai tangan jahil langsung mengutak atik barang - barang di rumah Cindy. Sementara itu Inggrid malah tepar di tempat tidur.
"Coe macam enak sekali eh" sindir Stella.
"Epz kah, z capek" balas Inggrid.
Semua asik sendiri, tak sengaja Dyandra melihat sesuatu yang menarik perhatiannya tergeletak di atas meja.
Ia lalu mengambilnya dan memperhatikannya.
'ini apaan? Buat apa juga ada di sini?' batin Dyandra.
Secara diam - diam dia memasukan benda itu kedalam sakunya.
***
Segini dulu ye. Sorry kalo gaje, lama, udah gitu pendek. Eh, si Dyandra ga klepto ye.. Jangan lupa tinggalin jejak

Minggu, 20 Februari 2011

U Smile *part 2*

Dalam hati gue udah komat kamit baca doa. Moga aja ka Justin tidak memberikan ku hukuman yang parah.
"Ikut gue keluar." perintah Ka Justin.
Sekilas aku melirik ke arah Ka Ryan. Dia hanya mengangkat kedua bahunya. Shit!! Ini artinya gue mesti nurutin perintah Ka Justin.

Sabtu, 19 Februari 2011

U Smile *part 1*

"Haha.. Saia bikin JD lg setelah One Time di pending. Kali ini lagi ada ide, jadinya aku coba - coba aja ketik. Hope you like it and cekidooott.. :p
***
Aku memandang keluar jendela pesawat yang ku tumpangi. Melihat betapa indahnya ciptaan Sang Mahakuasa. Aku tersadar, bahwa aku telah tiba di tanah tempat aku dilahirkan. Indonesia. Aku segera bersiap - siap.
Aku berjalan keluar pesawat dan aku sangat rindu akan bangunan ini. Yupz.. Bangunan dari airport Sukarno-Hatta.
"*urname*" panggil seseorang. Aku pun menoleh.
Kedua orang yang memanggilku menghampiriku. Dari tampang mereka, aku yakin bahwa mereka orang tuaku.
"Papi? Mami?"
"Sayang..." mami lalu memelukku, aku membalas memeluknya erat. Kemudian memeluk papi.
"Aku kangen deh sama mami dan papi" kataku senang, "pa, mi, mana kak Ryan mana?" tanyaku begitu mengetahui Kak Ryan tak ada.
"Tadi karena nunggu kamu kelamaan, dia mampir ke cafe di seberang sana. Kamu nyusul sana gih" jawab mami.
@cafe
"Bagus ya, yang lagi asik - asiknya makan" godaku.
Kak Ryan menoleh ke arahku. Dia tampak bingung.
"Maaf, loe siapa ya?" tanya Ka Ryan.
"Buset.. Gue datang jauh - jauh dari Amrik loe ga kenal? Bagus banget loe kak" kataku sedikit kesal.
"*urname*?" tanya Ka Ryan untuk memastikan.
"Ga. Taylor Swift" jawabku asal.
"Huaa *urname* gue kangen banget sama loe" ujar Ka Ryan sambil memelukku erat.
"Kak.. Aku ga bisa nafas nih" Ka Ryan lalu melepas pelukkannya.
"Katanya tadi ga kenal..." kataku
"Sorry. Habisnya loe beda banget sih. *urname* yang gue kenal dulu kan gendut, item, dekil lagi" kata Ka Ryan.
"Jangan buka aib gue dong.." kataku dan menoyor pundak Ka Ryan.
"Haha... Iya, iya. *urname*, kenalin, ini teman - teman gue. Yang ini Justin dan yang ini Caitlin" terang Ka Ryan.
Aku hanya tersenyum sambil menyalami Ka Justin dan Ka Caitlin.
***
Ke esokan harinya..
"*urname* ayo bangun. Hari ini hari pertama loe harus MOS" Ka Ryan menguncangkan badanku.
"hm.. Aku masih ngantuk kak.." kataku manja.
"Ayolah.. Kalo loe terlambat loe bakal dapat hukuman lari keliling lapangan 10 kali!"
"What?!" kataku dan segera bangun. Dengan gerakan '45 aku segera mandi dan siap - siap.
@ SMA Caravel
Hari ini penampilanku layaknya orang gila. Tapi aku tidak merasa malu karena banyak orang yang sebaya denganku berpenampilan sama denganku.
"Semuanya.. Ayo baris!" perintah Ka Ryan.
Semua calon siswa kelas 10 berbaris.
"Perkenalkan. Nama saya Ryan. Saya di sini selaku ketua OSIS. Dan disamping kiri saya namanya Justin. Dia disini sebagai Ketua panitia mos" jelas Ka Ryan.
Banyak cewek bisik - bisik akan kegantengan Ka Ryan dan Ka Justin.
"Oke. Semoga kalian menikmati mos kalian" ujar Ka Justin.
"Menikmati? Sengsara kali baru iya" kata cewek di sampingku.
Mos pun resmi di buka.
Pertama - tama, kami di bagi kelompok. Aku masuk kelompok Ungu dengan kakak pembimbing Ka Ryan dan Ka Justin. Setelah itu, kami di suruh masuk kedalam ruang kelas sesuai dengan kelompok masing - masing.
@kelas
Aku masuk dan mencari tempat duduk kosong. Aku memilih duduk di pojok belakang.
"Hai" sapaku pada orang yang duduk di sampingku.
"Em.. Hai" balasnya.
"Nama kamu siapa?" tanyaku.
"Namaku Raquel. Tapi kamu bisa panggil aku Aqel. Kalo nama loe ndiri siapa?" tanya Aqel.
"Namaku *urname*"
Tak lama kemudian masuk seorang cowok yang sangat cakep. Semua mata cewek tertuju padanya, begitu pula denganku.
'Oh God, cowok itu ganteng banget' batinku.
"Ih.. Dasar cowok sok kecakepan" ujar Aqel.
"Sok kecakepan? Maksud loe cowok itu?" tanyaku dan menunjuk cowok yang menurutku ganteng itu.
"Iya, siapa lagi? Cowok itu namanya Christian. Dia itu cowok brengsek tau ga" kata Aqel.
"ohh" aku hanya meng o kan apa kata Aqel. Tapi jujur, sepertinya gue love at the first sight sama Christian.
"Selamat pagi adek - adek" sapa Ka Justin sambil berjalan masuk di ikuti Ka Ryan.
"Kali ini kalian kakak suruh nyanyi lagu balon ku ada lima. Ayo cepat nyanyi" perintah Ka Justin.
Kami semua lalu menyanyi sebelum kami dapat hukuman.
Aku yang selama 5 tahun di Amrik jadi lupa dengan lagu itu. Jadilah gue bingung sendiri.
"Heh kamu. Kenapa kamu ga nyanyi?" tanya Ka Justin dan menunjuk ke arah ku.
"Saya kak?" tanyaku.
"ga. Hantu cantik dibelakang kamu. Yaiyalah kamu. Siapa lagi? Maju ke depan" perintah Ka Justin.
Dengan berat aku melangkahkan kaki ke depan.
"Kenapa tadi kamu ga nyanyi?" tanya Ka Justin.
"Saya lupa kak lagunya. Soalnya saya udah lama tinggal di Amrik" kataku.
"Saya ga tanya tuh kamu lama atau tidak tinggal di luar negeri" kata Ka Justin jutek.
'Ka Justin jengkelin banget deh' batinku.
"Karena kamu ga bisa nyanyi kamu harus dapat hukuman" ujar Ka Justin.
***
kira - kira apa ya hukumannya? Tunggu part selanjutnya ya.

Jumat, 18 Februari 2011

_Part 3_ >>>> Nency melompat - lompat gaje saking takutnya. Secepat kilat ia berlari dan meloncat ke atas ranjangnya. Nency sempat melirik ke seseorang yang sepertinya asyik tertawa dari tadi. "Cindy!! Noge kau!" teriak Nency. Cindy hanya tetap cekekikan. Ia lalu mengambil kucing itu dan menggendongnya. "Vinencya, oma Nency jahat ya" kata Cindy layaknya orang gila karena ia berbicara dengan kucingnya. "Coe kurang ajar sekali. Masa namaku coe pake jadi nama kucing tuh?" protes Nency. Cindy lagi - lagi tak membalas perkataan Nency dan malah asyik mengelus kucing gemuk yang bernama Vinencya itu. Setelah itu, Cindy menurunkan Vinencya dari gendongannya dan membiarkan Vinencya berkeliaran. Nency melihat kucing itu alias Vinencya pergi, dengan berani ia turun dari ranjangnya. "Kasihan eh... Yang lagi nyanyi bagus - bagus begini ada kucing" ujar Cindy. "Gara - gara coe itu" kata Nency. Tanpa disuruh, Cindy sudah duduk di sofa kecil di samping pintu. "Coe ngapain ke mari? Mau tanya pr? Kalo pr z belum" ujar Nency. "Emangnya ada pr?" tanya Cindy. "Yaiyalah. Coe tra ingat kah?" "he'em" "Dasar dodol" "Yee.. Z Cindy tapi, biar sudah. Z juga kesini tuh cuma karena rumahnya kita dekat. Sekalian kalo boleh numpang makan. Hehe" "Jie... Coe pu enak" "Nency... Ada Fiertho di bawah!!" teriak Bu Rara yang merupakan ibu dari Nency *ingat, di cerita ini ga pake nama asli orang tua :) * "Fiertho? Dia ngapain coba kemari?" tanya Cindy heran. "Tau. Ke bawah yuk" ajak Nency. @teras "Eh, kembaran ubur - ubur, coe ngapain ke mari??" tanya Nency. "Biasa, mau ngapel" jawab Cindy ngasal. "Coe sembarang saja" kata Fiertho. "Sudah, sekarang coe kemari buat apa?" tanya Nency. "Ga jadi. Ada anak kecil jadi" jawab Fiertho sambil melirik ke arah Cindy. "Sopan eh, z yang lebih tua daripada coe" ujar Cindy. "Z saja sudah eh" kata Fiertho dan berjalan mundur. "Miaauuww..." Rupanya Fiertho menginjak ekor Vinencya. Nency dan Cindy lebih memilih masuk ke dalam rumah daripada melihat adegan selanjutnya. *** Jeone aldeon naega anya brand new sound Saerowojin nawa hamkke one more round dance dance dance ‘Till we run this town. Oppaoppa Ill be Ill be down down down ..... Seorang cewek meraba - raba meja kecil di dekat tempat tidurnya seperti ingin mengambil sesuatu. Seperempat dari wajahnya dan seluruh badannya masih tertutup selimut. "Siapa sih yang sms pagi - pagi??" gerutu cewek itu setelah mendapatkan telepon genggamnya. From: KharinaGas Dyandra,, coe bangun telat kah tidak? Cewek yang bernama Dyandra itu bingung dengan isi sms singkat itu. 'bangun telat?' batinnya. Dyandra segera melihat ke arah jam dinding putih yang tergantung di salah satu sudut kamarnya. Jam menunjukkan pukul 06.30 "Gaswat!! Gue telat!!" ujar Dyandra. *** "Jatuh bangun aku mengejarmu... Namun dirimu tak mau mengerti..." nyanyi uwis dan berjoget ria di dalam kamar mandi sambil membilas badannya dengan air. Sayang, sewaktu asyik - asyiknya, air yang Uwis pakai dari shower mati. "Woii!!! Kenapa mati lagi" kata Uwis sambil menepuk - nepuk ujung shower. "Mana tidak ada air lagi. Kampret seh" *** @SMP West "Shit!! Pagarnya udah ditutup lagi. Seke" ujar Cindy setelah tiba di pintu gerbang SMP West. Cindy segera mencari akal. Ia pun bergegas berlari ke belakang sekolah. Sementara itu... Fiertho dengan tergesa - gesa berlari ke arah pintu gerbang sekolah sesaat setelah Cindy meninggalkan tempat itu. Melihat pintu gerbang yang sudah tertutup rapat, Fiertho langsung berlari ke arah yang sama dengan Cindy. @gerbang belakang. Cindy celingak - celinguk untuk kesekian kalinya demi memastikan tak ada satu orang pun yang berada di tempat itu. Setelah merasa aman, dengan cepat Cindy memanjat pintu gerbang belakang sekolah yang cukup tinggi. "Aduh..." ujar Cindy setelah melakukan pendaratan yang tidak mulus. "Hey, kamu ga papa kan?" Cindy menoleh. "Em... Ga papa" balas Cindy kepada cowok yang bisa di katakan ganteng. Cindy lalu berdiri dan merapikan bajunya yang sedikit kotor karena terkena tanah. Setelah itu Cindy melirik anak itu dari atas sampai bawah. Cowok tinggi, putih, dan ganteng berdiri di hadapannya. "Ehm..." Cowok itu dan Cindy menoleh. "Fiertho?? Coe juga terlambat?" tanya Cindy. "Iyo. Syukur aja ada temen." Saat Fiertho dan Cindy hendak ke kelas, cowok itu mencegah mereka. "em.. Bisa minta tolong ga?" pinta cowok itu. Fiertho dan Cindy menunggu kalimat selanjutnya dari cowok itu. "Aku di sini anak baru. Bisa tolong anterin aku ke kelas ga? Soalnya aku lupa kelas aku dimana" lanjutnya. "Memangnya kamu kelas berapa?" tanya Fiertho. "Kelas 8a" "Ayo ikut kita" ajak Cindy. *** Uwis dan Dyandra tiba di sekolah secara bersamaan. "Lho, Dyandra??" kata Uwis kaget. "Ahh... Gerbangnya udah di kunci wis" ucap Dyandra sedikit kesal. "Kita lewat belakang aja" usul Uwis. *** Sepanjang perjalanan Cindy dan Fiertho terus berceloteh. Cowok itu hanya bisa memandangi Cindy dan Fiertho. "Oh ya, kamu pindahan dari mana?" tanya Cindy. "Dari Manado" jawabnya. "Pantes" bisik Fiertho pada Cindy. "Kalian ini akrab banget ya" ujar cowok itu. "Ya gitu deh. Gini nih, kalo orang cerewet, udah ketemu orang cerewet" balas Cindy. "Kalian kelas berapa??" tanya cowok itu. "Kelas 8a" jawab Cindy dan Fiertho bersama - sama. "Pas banget ya." "Namamu siapa?" tanya Fiertho. "Namaku Evan. Kalo kalian?" "kalo aku Cindy. Dia Fiertho" Akhirnya mereka bertiga sampai di depan kelas 8a. "Syukur aja ga ada guru" ucap Cindy. Suasana kelas yang ramai tiba - tiba sepi karena kehadiran mereka bertiga. "Woy... Ada anak baru nih!!" teriak Fiertho

Semua anak langsung bisik - bisik. Sebagian murid cewek senyum - senyum gaje ke arah cowok ganteng ini.
"Van, kenalin diri loe" bisik Cindy pelan namun masih bisa di dengar olehnya dan Evan.
"Kenalin namaku Evan, pindahan dari Manado" Evan memperhatikan seluruh siswa.
"Itho, dia duduk dimana?" tanya Cindy.
"Di sampingnya Pertapa aja. Kan disebelahnya kosong" jawab Fiertho.
"Iuwh... Sama dia?? Gue ga rela" protes Cindy.
"Gue punya ide" lanjutnya.
"Kebetulan tadi kita udah bincang - bincang sama Evan, terus dia bilang kalo matanya rada kabur. Jadi, Nanda, coe pindah ke belakang. Biar Evan duduk sama Jose" perintah Cindy yang sok ngatur banget.
Tidak ada yang protes. Begitupun Nanda dan Evan. Setelah Evan duduk di bangkunya, Cindy dan Fiertho lalu beranjak ke bangku masing - masing.
"Eh, cowok itu ganteng sekali lho" kata Nency begitu Cindy dan Fiertho duduk.
"Sangat" balas Cindy.
"Oh God... Dia ganteng sekali" ujar Inggrid dan SF mulai memperhatikan Evan dari jauh.
Oka dan Stinsy yang jarak tempat duduknya dekat dengan Evan mulai kenalan.
@kantin
"Eh, kelas kita rame lho gara - gara Evan" ucap Dyandra dan menyeruput es jeruknya.
"Wajarlah. Orangnya aja udah kayak gitu" komentar Karina.
SF hanya makan ber7 di kantin. Dian dan Stella sedang mengikuti rapat OSIS sedangkan Manter berangkat untuk kejuaraan karate.
Uwis terlihat sangat lahap dibanding yang lain.
"Pelan - pelan wis, entar coe telan pentolan bakso lagi" ujar Cindy. Yang lain hanya tertawa kecil mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
Stella dan Dian datang menyamperi anggota gank SF yang asik makan.
"Aduhh... Enaknya yang lagi makan" goda Dian sewaktu duduk di samping Inggrid.
"We, Uwis coe dengan Stinsy terpilih jadi calon ketua osis" ucap Stella yang nyaris membuat Uwis menelan pentolan bakso untuk kedua kalinya.
"Nyaris Uwis" ujar Inggrid.
"Jie... Z terpilih tuh? Z ga mau ah" kata Uwis kemudian melanjutkan makan.
"Itu sudah harus. Anak - anak yang lain juga udah pada setuju kok" balas Dian.
"Coe siapin diri aja" tambah Dyandra.
"Eh, tadi kalian rapat tentang apa saja?" tanya Inggrid pada Dian dan Stella.
"Cuma bicarakan tentang calon ketua OSIS dengan acara Pensi." jawab Dian.
"Ada apa aja kah di Pensi entar?" sekarang malah Nency yang bertanya.
"Pensi dan prom night. Jadi nanti ada kakak - kakak kelasnya kita yang juga ikut mengisi acara, terus yang datang tuh harus pake topeng dan ada bagian dansanya. Yang jelas dansanya cewek cowok." jawab Dian.
"Ih.. Badan loyo ya" kata Cindy.
"Panggilan kepada semua yang ikut berpatisipasi dalam pensi, harap ke ruang musik sekarang" terdengar pengumuman dari ruang osis.
"Kalo yang bantu aja ga usah toh?" tanya Fiertho.
"Ga usah" jawab Karina.
"Aduuhh... Z belum makan lagi" kata Stella.
"Tobat. Ayo kita ke ruang musik. Dah kalian" ajak Nency sekaligus berpamitan pada anak SF lainnya.
@ruang musik.
Di ruang musik baru ada Bu Linda, selaku guru musik dalam bidang vocal dan Ka Sidney berserta Ka Reynaldi.
"Ayo masuk" perintah Bu Linda saat melihat Inggrid, Nency, Stella dan Cindy ragu untuk masuk.
Perlahan mereka berempat memasuki ruangan.
Tak berapa lama kemudian datang juga Ka Diman.
"Oke, ini lagu yang akan kalian nyanyikan" kata Ka Sidney dan membagikan selembar kertas kepada masing - masing orang.
Mereka berlima mendapat kertas bertuliskan lirik lagu Can I Have This Dance.
"Sebelum kalian latihan, Ibu mau tes, siapa yang cocok buat jadi pasangan duetnya Diman" kata Bu Linda.
Satu per satu dari mereka ber4 dites dengan menyanyikan lagu Can I Have This Dance.
Kini tiba giliran Nency. Grogi, mungkin itu yang ia rasakan. Ka Sidney dan Ka Reynaldi terus - terusan menggoda Diman dan Nency.
"Nyanyi yang bagus ya" ujar Diman dan sedikit tersenyum malu.
>>>skip
"Baik, penampilan kalian semua tadi bagus - bagus. Cuman, ibu bingung memilihnya. Ternyata pilihannya Bu S tepat. Cindy yang terpilih" ujar Bu Linda.
"Whatss??" gumam Cindy kaget.
"ayo kita cepat mulai latihannya" kata Bu Linda.
Cindy dan Diman yang pertama berlatih, sementara yang lain di perbolehkan duduk untuk menunggu giliran. Inggrid memilih duduk sedangkan Nency dan Stella berdiri di pintu.
Nency sangat serius memperhatikan Cindy dan Diman bernyanyi diiringi alunan piano dari Bu Linda.
"Nency.. Sakit eh..." goda Stella yang berdiri tepat disampingnya.
"Revin Tandi nih" kata Nency dan hendak memukul Stella, namun Stella berhasil menghindar.
Stella tak melihat ke belakang, sehingga ia tak sengaja menabrak orang di belakangnya hingga mereka berdua jatuh bersama - sama.
"Haha... Tobat." ujar Nency dan tertawa.
Ternyata orang yang ikut jatuh bersama Stella adalah Revin.
"Cie.. Cie.." kini malah Nency yang menggoda Stella.
Stella dan Revin cepat - cepat berdiri. Revin langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, namun seulas senyum malu mengembang di wajahnya.
***
Segini aja ya ceritanya. Sorry kalo ada salah pengetikan dan maaf, kalo nama Anda saya pakai dalam cerita ini. Remember, just for fun ^^
_ShawtyC_