Kamis, 30 Juni 2011

My Valentine by Nikchun dan Taecyon 2pm ft JYP

eonjekkajina neoneun naui sarang
only you’re my Valentine
neoneun nal tteonatjiman geuraedo nae sarang

ijeneun neol saenggakhaedo apeujiga anha
neoreul miwohaetdeon gamjeongdeuri jogeumssik noga

johasseotdeon gieokdeulman dasi saenggagi na
deo isang niga mipji anha

(hamkke haetdeon sigandeuri) neomuna kkumgata)
(dasineun oji anketji) niga animyeon

nan mollasseulgeoya. jeongmal mollasseulgeoya.
geuraeseo neoege gomawo

only you’re my Valentine
eonjekkajina neoneun naui sarang
only you’re my Valentine
neoneun nal tteonatjiman geuraedo nae sarang

niga cheom tteonasseul ttae jeongmal neomu apasseo
neomu apa niga miwotjiman

sigani galsurok sangcheoneun amulgo chueokdeureun keojyeo

jogeumssik misoreul chatge dwaesseo, Oh Yeah

(hamkke haetdeon sigandeuri) ijeneun sojunghae
(dasineun oji anketji) neo ttaemune
naneun neukkyeobongeoya sarangi mueonji
geuraeseo neoege gomawo

only you’re my Valentine
eonjekkajina neoneun naui sarang
only you’re my Valentine
neoneun nal tteonatjiman geuraedo nae sarang

ulmyeo neol butjamneun nareul beorigo tteonatdeon ni moseup
meoreojyeo gadeon dwitmoseup
barabomyeonseo gwayeon seupgwancheoreom beeobeorin neol jiul su isseulkka

nan eonjenga neoreul tteoollyeodo useul su isseulkka,
geuttaen jasini eobseosseo, niga neomuna miwosseo

hajiman sigani jinani saenggagi jogeumssik bakkyeosseo.
ije misoreul jieumyeonseo
I'm thinking about you all the time
and I realized that u will always be my valentine

only you’re my Valentine
eonjekkajina neoneun naui sarang
only you’re my Valentine
neoneun nal tteonatjiman geuraedo nae sarang

only you’re my Valentine
eonjekkajina neoneun naui sarang
only you’re my Valentine

Diary Baek Seung Jo Epilog Part 3

"Dokter... Terjadi kecelakaan yang mengerikan. Orang bisu... Tidak! Maksudku Putra Si Wal itu mengalami kecelakaan . Dia berguling dengan alat pertanian dan dia bersimbah penuh darah."

Pasien itu kondisinya lebih buruk dari yang aku pilirkan. Di jalan yang tidak ada cahaya dan kecelakaan yang mengerikan ini terjadi setelah dia meminum alkohon dan kemudian menyetir kendaraan, terguling di sawah dan pasti bagian handle itu menghantam bagian perutnya dengan sangat keras sehingga merobek perutnya dan darah pun keluar dengan sangat banyak. Keadaan seperti ini walaupun di pindahkan ke rumah sakit besar, tanpa keraguan lagi pasien ini pasti akan meninggal.
Aku lebih baik menjahit pembuluh darahnya.
Wajah Ha Ni sangat pucat, seperti dia baru pertama kali melihat darah.

"Eh... Oh..."


Di depan anaknya yang sudah kehilangan kesadarannya, Ibu yang bisu itu pun berteriak histeris seperti memohon kehidupan anaknya kembali.

"Dokter!! Kumohon selamatkan putraku. Dia mengatakan akan tinggal dengan Ibunya di Pulau ini... Benar-benar menyedihkan."


Tangisan yang sedih itu tidak keluar dari mulutnya. Ibu itu hanya menangis di depan anaknya saat anaknya dalam keadaan kritis dan tangisan itu menghantam hatiku.
Setelah memutuskan operasi, semuanya pun menjadi sangat mendesak.
Sebelum terkejut dengan keadaan pasien yang bersimpah darah, pendarahan ini harus lebih dulu di hentikan.
Pertama adalah dengan doa, kemudian mencari pembuluh darah yang akan dipilih dan memberhentikan pendarahan ini.
Tetapi pembuluh darah itu tidak bisa aku temukan dan pendarahan pun tidak bisa dihentikan.
Daerah yang terluka itu sudah di penuhi dengan darah yang membuat sangat sulit di temukan pembuluh darahnya.

Kecemasan ini aku rasakan seperti di lilit oleh ular hitam.
"Larutan garam!!"
Aku tidak mendengar jawabannya.
"Larutan garam!! Ha Ni? Oh Ha Ni tolong bantu aku!!"

Saat aku memanggil Ha Ni, dia terlihat gemetar di sudut ruangan. Dia membawakan larutan garam itu dengan terburu-buru dan pada akhirnya lautan itu tumpah ke lantai.
Aku berfikir bahwa hal yang pertama harus kulakukan adalah memberikan kepercayaan diri pada Ha Ni.

"Lakukan apa yang aku pinta dengan tenang dan tertib. Maka tidak akan ada masalah. Percayalah padaku. Pertama ambil larutan garam dan cucilah bagian yang terluka itu. Karena itu kita perlu mengetahui bagian mana yang mengeluarkan begitu banyak darah ini."

Mendengar suaraku, Ha Ni pun mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan melakukan semuanya dengan baik.
Pengalaman di ruang operasi rumah sakit umum pun datang ke pikiranku.
Dengan tenang dan tertib pun aku mulai menjahit pembuluh darah itu.
Dan akhirnya operasi ini berakhir.
Setelah mengirimkan pasien ke helicopter penyelamat dalam kondisi yang mulai stabil, kekutanku pun perlahan hilang.
Bahkan aku tidak menyadari bahwa aku sudah terduduk jatuh di lorong rumah sakit.

Hal ini benar-benar membutuhkan kepercayaan diri... Tapi kepercayaan itu.... aku ketakutan.
Dengan takut aku duduk dan tanganku gemetar. Menjahit pembuluh darah adalah perawatan yang memerlukan kerja keras.
Ketegangan itu pun berubah menjadi kekuatan pada bahuku sehingga aku mulai percaya diri.

Selain itu... Satu keputusan menyelamatkan kehidupan seseorang ada di tanganku dan itu adalah merupakan beban berat yang menekan hatiku ini. Tapi jika kau melihat kejadian itu, menyelamatkan pasien tanpa agitasi itu pun tidak akan mungkin tersembunyi.

Setelah menyelamatkan kehidupan seseorang dengan tanganku ini, jujur saja aku merasa sangat senang sekali. Perasaan ini sulit di rangkai dalam kata-kata yang tidak bisa aku gambarkan. Untuk saat ini aku benar-benar merasa bahwa aku telah belajar banyak bertahun-tahun.

"Bukankah itu sulit? Tapi bagaimanapun juga kau melakukan yang terbaik."
Ha Ni bersandar ke bahuku. Hatiku pun merasa hangat.

"Ha Ni, ini semua karenamu. Karenamu lah aku menemukan ini, mimpiku... semua karena kau yang membuatnya. Orang yang membuatku nyaman itu adalah orang yang aku sukai."

Bahkan orang jenius pun takut dengan masa depannya. Aku menemukan jalanku ini karena kau yang menunjukannya. Untuk pengalaman yang kau berikan ini, bahkan kau tidak tahu bahwa kau bisa melakukan ini semua. Semua penderitaan dan air mata ini... Karena kau lah aku menjadi dokter.

Seseorang yang tidak pernah menyembunyikan cintanya.
Seseorang yang seperti itu adalah istriku...
Seseorang yang hangat itu tidak akan mungkin aku temui di dunia ini...
Ini benar-benar luar biasa.

Diary Baek Seung Jo Epilog Part 2

Ketika cahaya merah matahari yang terbenam di langit yang hitam
Seekor burung terbang di antara langit dan lautan.
Ketika mendengar suara sepedahku yang menggores angin di musim gugur lautan yang membuat pendengaranku terasa tenang...

"Dokter Baek kau pulang? Kau pulang terlambat."

Seorang Nenek yang sedang mengumpulkan jaring ikan itu
mendekat untuk menyapaku.

Seung Jo : "Ya aku pulang terlambat karena baru kembali dari rumah Tuan Lee, Mandor Desa ini."
Nenek : "Oh! Orang itu dapat terus bertahan karenamu Dokter Baek."
Seung Jo : "Tidak juga. Nenek, Bagaimana pinggangmu yang sakit itu?
Nenek : "Setelah mendapat obat yang kau berikan Dokter Baek, Aku sembuh dengan sangat mengejutkan."
Seung Jo : "Itu melegakan. Jika kau kehabisan obat maka datanglah padaku dan aku akan berikan kembali."
Nenek : "Baiklah, Tapi muskipun aku tidak datang padamu, Perawat Ha Ni akan memeriksanya dan mengaturnya untukku. Dimana kau menemukan istri yang cantik seperti itu. Dia adalah keberuntunganmu Dokter Baek."
Seung Jo : "Ya. Dia adalah keberuntunganku. Tolong jaga kesehatanmu."

Kapal hanya datang dua kali sehari dimana
Nenek dan Kakek tidak tinggal disini.
Di pulau ini Ha Ni lebih populer,
Seorang pengantin muda yang mengikuti suaminya.
Para Nenek dan Kakek sangat mencintainya karena dia datang kemari mengikutiku yang di tugaskan di pulau terpencil dan kesulitan.

Memikirkan apa yang terjadi sebelumnya itu membuatku merasa tertawa.
Alih-alih menjadi Dokter Militer kini aku menjadi Dokter Umum Kesehatan untuk 3 tahun dan di tepatkan di daerah terpencil untuk memberikan layanan yang baik.

Aku harus menerapkannya untuk suatu posisi di sebuah pulau, Tapi jika aku harus melakukan ini, aku menginginkan bekerja di sebuah tempat yang benar-benar membutuhkan layanan.
Aku ingin menemukan tempat dimana pekerjaanku ini dapat membayar sesuatu hal yang luar biasa, dimana banyak orang tidak ingin pergi kesini karena tempat yang kecil yang sulit di temukan.

Aku tetap tidak dapat melupakan tatapan keluargaku saat aku mengatakan dimana aku akan bekerja, pindah ke sebuah pulau yang jaraknya 5 jam dari Seoul dan harus menggunakan perahu selama 1 jam.
Pada saat itu Ha Ni lulus dari sekolah keperawatan dan mendapat kerja di rumah sakit, karena dia sudah menyelesaikan 1 tahun masa latihannya. Tapi dia berkata dia tidak pernah memikirkan ini.
Dia menangis dan tidak makan untuk beberapa hari.
Berkata bagaimana dia bisa tinggal begitu jauh dari seseorang yang di cintainya dan bagaimana dia tidak ingin melakukan ini....
Ini mungkin karena Aku mencintaimu lebih dari cintamu.
Aku lebih merasa menderita saat melihat Ha Ni yang menangis. Aku akan merasa lebih sedih karena akan jauh darimu...


Saat matahari terbit, kau membuka matamu dan
memberikan kecupan singkat di keningku.
Saat malam kau melihatku dengan nyaman dan tertidur saat aku bernafas.
Lenganmu itu menyelimutiku...
Kehangatanmu dan tubuhmu yang gemuk itu...
Sekarang aku tanpamu merasa kosong dan tidak bisa tertidur...
Aku seperti orang bodoh!

Dan kau berfikir bahwa aku tidak lebih mencintaimu sayang...
Setelah kau menangis, tidak makan beberapa hari dan membuat kehebohan ini kau berkata... Setelah menjadi pandai dengan pelatihan perawat dan setelah menjadi Istri seorang dokter, kau akan mengikutiku. Kau mengatakan hal itu dengan mata terpejam dan menangis. Ya kau memberikan aku sebuah izin.

Saat hari aku akan pergi sendiri, Kau mencoba dengan keras agar tidak menangis dengan menggiggit bibirmu itu di depan Pelabuhan Incheon.
Saat melihat Ha Ni, haiku ikut terguncang dan aku bahkan tidak bisa megatakan "Hiduplah dengan baik dan jaga dirimu." Yang aku bisa lakukan hanya berbalik dan pergi...

Bagaimanapun setelah 3 bulan berlalu, kau tidak bisa hidup tanpa melihatku dan akhirnya kau datang kemari.
Saat aku mendengar suara kaki Ha Ni...
Saat dia mengatakan 'Seung Jo' dengan suaranya yang cengeng itu...
Saat dia berlari kepelukanku...
Kejadian itu membuatku gila. Ini adalah hal yang ku rindukan... Menunggu tanpa tau harus mengatakan apapun dan hanya bisa menerima.

Saat aku kembali dari tugasku,
seorang anak kecil berusia 5 tahun dengan mata yang lebar itu berlari kearahku.
Ya.
Dia putriku.

Ha Ni : "Baek Seung Ha! Apakah kamu tidak akan kemari? Kau tidak perlu berlindung di belakang Ayahmu!"
Seung Ha : "Ibu... Maafkan aku."
Seung Jo : "Seung Ha-ku, Apa yang kau lakukan lagi sehingga Ibu marah seperti itu?"
Seung Ha : "Ayah, aku takut pada Ibu."
Ha Ni : "Jangan berfikir untuk melindungi Seung Ha hari ini. Dia kembali merusak mainannya. Gadis seperti apa yang selalu penasaran akan banyak hal?"
Seung Ha : "Aku sangat penasaran apa yang harus kulakukan agar suara dan gambarnya keluar.

Whoo. Kau, hanya karena kejadian lainnya yang di sebabkan
rasa penasaran lagi!
Selalu saja dua orang ini seperti ini, dan hari pun terjadi kembali.

Seung Jo : "Baiklah? Apakah kau benar-benar penasaran dengan ini? Tapi jika kau mengambil ini maka kau harus mengembalikannya seperi semuka. Sekarang, sebelum ibu kembali marah, haruskah kita mengembalikannya seperti semula? Bagian mana yang kau hilangkan sekrupnya?"

Mata yang penuh rasa penasaran itu menarik tanganku dan mengikutiku.
"
Ha Ni : Berapa kali kau melakukannya? Jam, radio dan akhirnya permainan yang Paman Eun Jo kirimkan untukmu. Sekarang tidak ada jalan lain, kau harus di hukum!!"
Seung Jo : "Seung Ha ayo kabur!"
Seung Ha : "Ayah, aku ikut! Ha Ha Ha Ha"


Seorang anak dan Ibu yang menggerutu,
Tawa anak itu membuat sekeliling rumah menjadi sangat hangat.
Ngomong-ngomong, hatiku terasa dipenuhi bunga....

Seung Ha : "Ayah, mainkan gitar. Aku akan menyanyi lagu '3 beruang'"
Seung Jo : "Haruskah aku memainkannya?"

Dia tau apa yang harus dia lakukan saat Ibunya marah.

Seung Ha : "3 beruang hidup di satu rumah. Ayah beruang, Ibu beruang, dan Bayi beruang. Ayah Beruang kurus, Ibu Beraung gemuk..."
Ha Ni : "Baek Seung H! Kau lagi!! Ibu beruang tidak gemuk tapi Ayah beruanglah yang gemuk!"
Seung Ha : "Tidak. Di rumah kita Ibu beruanglah salah stau yang gemuk, benar?"
Seung Jo : : "Kau membuat lelucon dengan mengatakan Ibumu gemuk?"
Seung Ha :"Ayah menyukai Ibu yang gemuk bukan? Bukankah itu bagus jika Ibuku yang tercinta ini mengambil alih dunia?"
Ha Ni : "Seperti yang diharapkan, suamiku yang terbaik!!"

Ha Ni mengangkat jempolnya dan dia tertawa bersinar.
Jalanku untuk mencintanya adalah dengan menjadi suami yang baik.
Ya perlahan-lahan...

Setelah menidurkan Seung Ha di malam hari.
Kami pun berbincang-binang mengenai hal-hal kecil.
Ha Ni : "Bagaimana kabar Kakek Lee?"
Seung Jo : "Ya, dia sudah lebih membaik."
Ha Ni : "Aku sangat terkejut pada hari itu..."
Dia dalam kondisi yang sangat serius karena tekanan darahnya sulit di periksa di mesin dan saat dia mendapat panggilan periksa tiba-tiba saja dia pingsan. Untung saja cepat dia mendapat perawatan CPR sehingga dia dapat melewati masa krirsnya tapi dia perlu pergi ke rumah sakit yang lebih besar dan mendapatkan perawatan.
Seung Jo :"Walaupun dia membutuhkan rumah sakit yang besar dan sebuah perawatan, tapi karena dia mempercayaimu Doker Baek maka dia tidak ingin pergi. Jika ini terus berkelanjutan, bagaimana jika ini menjadi lebih serius?"
Ha Ni : "Semua Nenek dan Kakek seperti itu. Mereka berfikir jika mereka rindu dengan pekerjaannya sebagai petani maka mereka akan mendapat sebuah masalah besar. Apakah kau pikir anak mereka tau bagaimana mereka hidup dengan bekerja keras?"
Seung Jo : "Aku tau... Oh Yeah, Nenek dari Mokpo itu memberikanmu pujian hari ini sayang. Dimana kau selalu menjaga obat-obatnya."
Ha Ni : "Tentu saja, siapa dulu aku....? Ini bukanlah masalah besar bagi Istri Dokter Baek Seung Jo yang jenius itu."

Ha Ni benar-benar merawat Nenek dan Kakek yang membutuhkan perawatan.
Memijat kaki Kakek yang kelelahan setelah mengurus lahan pertaniannya.
Memeriksa dan mengirimkan obat bagi mereka yang tidak bisa datang ke klinik kesehatan.
Bahkan dia membantu memandikan Nenek untuk mandi.
Ha Ni mempelajari prinsipku, 'Jangan melihat penyakitnya, tetapi melihat orangnya, seseorang yang membantu seseorang.' dia melakukan prinsip itu lebih baik dari yang kulakukan.
Ini lah istriku.
Cantik.

Perlahan-lahan perasaanku kepadamu semakin besar.
Di dalam pelukanku, wangimu itu membuat bibirku bergetar.
Dan aku berharap Aroma itu membuat tubuhku tergetar.
Semakin aku melihatmu, aku merasa cinta kita seperti lautan.

"Ring Ring."
Telfon penting itu datang di saat waktu pribadi untuk seorang pasangan.

Diary Baek Seung Jo Epilog Part 1

Seung Jo

(Satu Tahun kemudian )
Kkong Dang Kkong Dang
Aku dapat mendengar Ha Ni menaiki tangga.
Suara Ha Ni yang kembali kepelukanku, membuat bibirku perlahan-lahan tersenyum.
"Aku kembali." Ha Ni mengatakannya dengan suara yang lesu.
Dengan tugas akhir Ha Ni untuk tesnya itu dia membutuhkan banyak energi bahkan dia harus melindunginya dari hal yang menyedihkan.
Whoo~ Dia datang ke sisiku dan menghembuskan nafasnya.
Dari balik punggungku aku mendengar suara hati Ha Ni dan itu membuatku merasa baik.
Perlahan-lahan aku mengangkat lengannya dan memberikannya ciuman di belakang.
Dan dia balik memberikan ciuman hangat pada daun telingaku.
Skinship itu hanya datang sesaat.
Seperti salju yang datang di musim semi lalu meleleh.

Seung Jo : "Apa itu begitu sulit?"
Ha Ni : "Ya."
Ini pasti sangat sulit karena dia tidak mengatakan tidak.
Seung Jo : "Cuci muka dan cepatlah istirahat."
Ha Ni : "Tidak. Aku harus belajar sedikit lagi. Besok adalah test yang terakhir."
Seung Jo : "Apa kau membutuhkan bantuan?"
Ha Ni : "Tidak. Aku akan melakukannya dengan caraku."
Seung Jo : "Ada apa denganmu? Kau tidak meminta bantuanku."
Ha Ni : "Ini pasti sulit untukmu juga kan? Aku dengar kau akan ada test sistem saraf besok."

Aku merasa tersentuh mendengarnya.
Hari ini aku melihat dia berfikir secara mendalam dan mencoba berdiri di jalannya.
Untuk seorang jenius sepertiku kesulitan dalam belajar
kedokteran adalah menyita tenagaku.
Bahan untuk belajar kedokteran sangat besar sehingga
tidak ada yang seharusnya belajar sendiri.
Entah itu belajar kelompok atau berbagi informasi dengan teman atau dari catatan senior.
Terlalu banyak yang harus di hapalkan.
Aku sangat berterima kasih atas nama cinta untuk mengenali dan memikirkan ini.

Ibu Seung Jo : "Hani, Lanjutkan belajarmu setelah kau makan snack ini. Oh tuhan! Bagaimana bisa begitu sulit? Kau cukup memiliki anak dan hidup dengan tenang dan manis sebagai gantinya."

Begitu aku tertidur, Ibu datang diam-diam.
Hari ini Ibu sangat sibuk menyiapkan snack untuk Ha Ni.
Semakin lama HaNi-ku akan terlihats seperti Babi

Hani : "Ya, terima kasih. Kau tidak perlu melakukan ini, kau bahkan tidak tidur. Jika aku lapar maka aku akan mengambilnya."
Ibu Seung Jo : "Tidak. Ini lah bagaimana aku hidup. Aku hidup tanpa bersenang-senang setelah aku membesarkan dua adik kaka yang begitu kaku seperti mayat."
Tentu saja itu adalah sesuatu yang pasti akan Ibu katakan.

Ok! Tiba-tiba saja Ha Ni muntah. Ada apa ini?

Ibu Seung Jo: "Apa ada yang salah dengan rasanya? Apa tidak enak? Aku hanya mempersipkannya."
Ha Ni : "Tidak. Aku hanya merasa tidak enak badan. Ini pasti karena aku sedikit kelelahan."
Ibu Seung Jo : "Kau... Apa kau memiliki berita bagus...?"

Ibu pasti berfikir Ha Ni hamil. Aku sebaiknya menghentikan pembicaraan ini.

Seung Jo : "Ibu! Kumohon berhenti berbicara dan turunlah ke bawah untuk tidur. Aku harus pergi besok pagi. Kau tidak perlu menceritakan kisahmu tentang hubungan Ibu Mertua dan Anak menantu. Semua sudah mengetahui hal itu."
Ibu Seung Jo : "Oh? Apakah kau terbangun karena aku? Maaf! Ha Ni! Jika kau merasa tidak enak badan maka sebaiknya kau cepat meminum obat."

Ibu mengatakannya dengan nada suara yang lembut dan nyaris hilang.
Lalu Ib upun pergi ke bawah.

Setelah mendengar suara Jam Alarm, Ha Ni tidak juga bangun.
Seung Jo : "Bukankah ini waktunya kau pergi ke kampus? Kau harus bangun."

"Baiklah." Ha Ni mengatakannya namun saat dia mengatakan itu suaranya terdengar tidak ada kekuatan sama sekali.
Saat aku meletakan tanganku di keningnya, Dia sedang demam.
Saat memeriksanya, aku melihat lingkaran hitam di bawah matanya dan wajahnya tidak terlihat segar hari ini.
Dia pasti sedang sakit.

Seung Jo : "Kau sepertinya sedang demam. Jadi pergilah ke rumah sakit."
Ha Ni : "Baiklah. Setelah dari kampus aku akan pergi ke rumah sakit dan pulang ke rumah."



Ha Ni


'Apa yang harus kulakukan? Aku hamil. Aku tidak dapat menjadi perawat dan tidak dapat menyelesaikan apapun.'
Pertama kali menjadi seorang Ibu. Aku benar-benar merasa bodoh.
Seung Jo juga sedang sibuk belajar dan jika tiba-tiba dia tau mengenai akan memiliki anak maka itu akan menjadi sulit untuknya, kan?
Dan jika Ibu mengetahui hal ini maka dia akan memintaku untuk menyerah menjadi perawat.
Apakah aku harus menyerah dengan cita-citaku ini?
Apa yang harus kulakukan?


Aku merasa hatiku terbebani saat aku berfikir bahwa aku tidak bisa meneruskan mimpiku untuk menjadi seorang perawat demi memiliki bayi.
Begitu aku pulang, Ibu langsung menanyakan beberapa pertanyaan padaku.
Aku rasa dia mencoba mengantisipasi sesuatu.
Aku hanya berkata bahwa aku sedang sakit perut dan aku langsung menaiki tangga menuju kamar.
'Seung Jo, cepatlah dan pulang. Apa yang harus aku lakukan?'


Walaupun aku dengan sabar menunggu Seung Jo pulang, d
ia tetap pulang terlambat hari ini juga.
Mahasiswa yang lainnya dari Kelompok Belajarnya tinggal bersama namun karena Seung Jo sudah menikah maka dia pulang ke rumah walaupun dia selalu telat.
Aapakah dia akan senang jika tiba-tiba kami memiliki
anak di tengah-tengah kesibukan kami belajar?
Saat sedang menunggu Seung Jo. Sejumlah pikiran datang dan menghantui pikiranku.
'Aku harus menunggu dan mengatakan padanya mengenai ini saat test kami sudah berakhir. Jika aku mengatakannya sekarang maka dia akan sulit konsentrasi dalam belajar. Bayi, Maafkan aku! Aku bukannya tidak senang mendapatkanmu, tapi Ibumu dan Ayahmu sedang sedikit sibuk. Maaf Bayi...'


Seung Jo :"Apa yang mereka katakan saat di Rumah Sakit? Apa kau baik-baik saja?"
Ha Ni : "Ya."
Seung Jo : "Minggu depan saatnya test, Apa kau yakin?"
Ha Ni : "Ya. Aku harus lulus! Untukku, untukmu dan untuk ba... HMPH!"
Ha Ni sedang berbicara namun tiba-tiba dia menutup mulutnya
dengan tangan dan berhenti berbicara.
Seung Jo : "Apa?"
Ha Ni : "Ah tidak apa-apa."
Seung Jo : "Kau sudah bekerja keras Ha Ni-ku! Tunggulah beban berat ini untuk beberapa hari lagi."




Seung Jo


Melihat Ha Ni yang diam, aku pun menariknya ke pelukanku dan mengelus rambutnya.
Nafas Ha Ni yang lembut itu terasa di dadaku.
Aku merasa sangat damai saat Ha Ni di pelukanku.
Seperti cahaya kembang api, perlahan-lahan di keningnya, lalu di daun telinganya aku menciumnya.
Perlahan-lahan ini semakin hangat. Dia seperti yang meleleh dan Ha Ni mulai merapat kempelukanku.
Nafas itu semakin cepat dan dalam. Saat aku ingin merapat padanya, dia tiba-tiba mendorongku menjauh.


Seung Jo : "Kenapa? Apa ada yang salah? Kau tidak menyukainya?"
Ha Ni : "Ini karena aku sedikit lelah. Maaf. Mungkin karena test maka aku sedikit tidak nyaman."

Aku merasa khawatir dan sakit saat melihat Ha Ni benar-benar lelah.

"Kalau begitu, biarkan aku memelukmu dan tidur."


Kenapa dia seperti ini, Apakah ini benar-benar karena test? Ini terlihat seperti ada sesuatu yang dia khawatirkan. Dia tampak begitu tertekan karena test ini. Aku harus bisa menghiburnya bagaimanapun juga caranya.



HA NI

Walaupun aku ada di pelukan Seung Jo dan berciuman dengannya tapi aku tetap tidak dapat berhenti mengkhawarikan apa yang akan terjadi nanti.
Apa yang harus di lakukan? Apakah seseorang sepertiku dapat menjadi Ibu yang baik? Aku tidak pandai, orang yang ceroboh dan selalu mendapatkan kecelakaan. Dan bagaimana jika aku tidak bisa bersama anakku? Seperti yang terjadi dengan Ibuku.
Aku tidak ingin memikirkan hal ini tapi hal ini terus muncul dan membuatku merasa khawatir.
'Seung Jo, apa yang harus kulakukan? Aku ingin menjadi seorang Ibu setelah menyelesaikan mimpiku dan menjadi orang yang baik. Karena sudah terjadi seperyi ini, Apa yang harus kita lakukan? Oh Ha Ni! Berhentilah panik dan mulailah rajin belajar!'


Seung Jo

Aku pikir dia sudah tertidur, Tapi Ha Ni diam-diam melepaskan pelukanku dan duduk di depan meja. Dia terlihat begitu sedih.
Siput itu terlihat sangat rajin demi menggapai mimpinya. Aku bangga padamu Ha Ni, tapi melihatmu seperti ini. Ini membuat hatiku seperti tertancap pisau.
Aku melihatnya dari belakang saat dia sedang belajar tanpa mengatakan apapun.
Semangat siputku Oh Ha Ni!
Perlahan-lahan dia jatuh di meja dan tidak terbangun lagi.(Maksudnya ketiduran)


'Dia pasti tertidur muskipun ia tidak bisa terjaga terus semalaman."

Angin berhembus...
Aku berfikir dia akan terbangun jadi aku pelan-pelan sekali mengangkatnya dan memindahkannya ke atas kasur. Setelah itu aku memilihkan beberapa pertanyaan untuk ujian dan menjelaskan masalah dari pertanyaan yang dia jawab salah dan memeriksa masalah apa saja yang perlu kau ketahui. Ini asalah hadiah kecilku untuk kerja kerasmu.


Ha Ni


Akhirnya hari ini adalah test...
Mulai sekarang, Bayi ini dan aku dapat mengatasi masalah ini.
Karena kami sama-sama belajar, bayi ini pasti merasa menderita saat aku menarik perutku, itu terkadang terasa sakit.
Maafkan aku, aku hanya terkejut bayi. Maaf Bayi. Namun pada saat aku membelai perutku maka semuanya akan baik-baik saja.
Kau pasti akan sangat tulus dan seperti aku. Kau akan sangat dingin jika kau seperti Seing Jo.
Tunggu... Bagaimana jika kau sepertiku yang tidak pintar?
Tidak. Bayi kumohon kau harus memiliki otak Seung Jo dan kepribadian sepertiku.
Kumohon... Aku sungguh-sungguh memohon padamu Bayi.

'Lakukan yang terbaik untuk test.' Kata Adik ipar Eun Jo.
'Ha Ni! Minumlah beberapa obat untuk menenangkan hatimu.' Ucap Ibu yang selalu khawatir.
'Makanlah bekal makan siang ini' Ucap Ayahku
Dan Ayah Mertua hanya menepuk punggungku memberi semangat.

Semua orang memberikan semangatnya dan datang ke tempat test.
Tapi mengapa aku merasa pusing? Ini tidak boleh terjadi. Biarkan aku mendapat kekuatan.
Bayi! Smeoga kekuatan itu di berikan kepada kita. Semangat untukmu juga Seung Joo! Berikan kami kekuatan.


Seung Jo

Aku sedang menunggunya di depan tempat test, sebaiknya aku membawanya pergi untuk makan sesuatu yang baik.
Untung saja udara tidak sedang dingin.
Kau pasti melihatku dari jauh karena kau terus tersenyum dan berlari ke arahku.
'Apa kau merasa begitu baik?'
Senyuman itu memenuhi hatiku seperti pemandangan musim semi
dan bunga yang bermekaran.
Aku merasa hatiku berdebar-debar dan merasa gembira. Tiba-tiba Ha Ni pingsan di depanku. Dan secara tiba-tiba hatiku terjun kedalam lubang yang begitu besar.

Dokter : "Karena terlalu stress yang di terima oleh Ibu maka Bayi juga merasa stress. Jadi sebaiknya anda sebagai Suami tolong menjaga istrinya agar tidak mendapat stress. "
"Ibu?" Aku merasa seseorang memukul bagian belakang kepalaku dengan palu.


Seung Jo : "Apa kau sudah tau?"
Ha Ni : "Yeah."
Seung Jo : "Bodoh, kenapa kau tidak memberitahuku?"
Ha Ni : "Karena kau akan kaget dan sibuk. Aku juga tidak menyiapkan apapun."


Suara yang keluar dari mulutnya itu terdengar begitu ragu-ragu.


Seung Jo : "Lalu apa kau berniat menggugurkannya?"


Ha Ni pasti sangat kaget dengan suaraku yang marah dan matanya terlihat membesar lalu dia mengangguk dan mengatakan hal ini sambil menangis,


Ha Ni : "Aku pikir ini akan membingungkanmu jika aku mengatakannya saat kau sedang sibuk belajar, setelah kita menyelesaikan test ini....."
Seung Jo : "Kenapa kau tidak mempercayaiku? Kau yang membuat semua penderitaan ini dan aku bahkan tidak tau jika kau tertawa seperti orang bodoh. Kenapa kau membuatku terlihat seperti orang yang jahat? "

Melihat tangisan yang jatuh dari mata Ha Ni, Aku berhenti mengatakan kata-kata yang menyakitkan.
Mengatakan kata-kata ini aku pikir Bayi ini akan mendengarnya dan aku mengabaikan mata Ha Ni.
Baek Seung Jo. Kau memiliki jalan yang panjang untuk pergi...


Dia terus menundukan kepalanya, menangis dan dengan wajah ketakutan itu suaranya bergetar, "Tidak itu... itu... bukan itu. Jika Ibu mengetahui ini... Berhenti belajar... Biarkan itu pergi... Dia pati akan mengatakan seperti itu. Aku benar-benar ingin menjadi seorang perawat dan Istri yang baik untukmu..."


Hani yang setengah menangis ini dan Bayi ini membuat hatiku luluh.
Jika saja dia bertemu dengan laki-laki normal maka Bayi ini tidak akan menderita seperti ini...
Jika aku lebih menjaganya...
Seseorang yang menjadi dokter bahkan tidak mengetahui bahwa istrinya sedang hamil dan dia menderita seperti ini...
Sesaat aku merasa bahwa tanggung jawab ini mencekik-ku
Dengan diriku ini bagaimana aku mengatasi rasa ketakutan ini dan membuat Bayi ini nyaman?
Kata 'Maaf' tidak keluar dari mulutku. Aku merasa begitu rendah dan buruk, dan yang bisa lakukan hanya memeluk Ha Ni.

Dan pada saat aku menelan semua kesedihan ini semuanya keluar begitu saja, tangisan yang sedih untuk sesaat.
Berapa lama tubuh mungil ini dalam penderitaan?
Seperti suami yang bodoh, tangisan itu membuat tulang ini sakit.
Tangisan dari laki-laki yang membiarkan istrinya menanggung semua penderitaan ini.


Ha Ni : "Sebenarnya aku takut. Aku takut bahwa aku tidak bisa menjaga anakku seperti yang Ibuku lakukan. "


Aku mengerti. Kau merasa terluka dari sesuatu yang bahkan aku tidak pernah pikirkan.


Seung Jo : "Itu baik-baik saja. Kau memiliki aku. Aku akan menjagamu. Tidak peduli apapun aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku sendri. Jadi jangan khawatir. Mengerti?"

Sebuah janji dan ciuman.
Air mata di pipinya dan air mata di bulu matanya itu.
Air mata penderitaan di keningnya yang memerah juga...
Mulai sekarang jangan menangis sendiri.
Dengan menghilangkan air mata ini maka aku juga akan menghilangkan semua kesedihanmu.
Kesendirian yang ada di air matamu itu aku minta kau menghapusnya.
Perlahan-lahan air mata Ha Ni pun mulai mereda.


Dengan wajah yang penuh air mata itu dia bertanya, "Apa kita tetap akan memberitahu hal ini pada orang tua kita?"


Seung Jo : "Tidak. Dengan sikap Ibu yang agresif itu kita tidak tahu apa reaksinya jadi kita harus menunggu hingga hasil tes-mu itu keluar. Setelah kita lulus maka dia tidak akan meminta kau untuk keluar atau berhenti kuliha. Ngomong-ngomong, aku dengar jika seseorang sedang hamil maka akan menginginkan sesuatu. Apa kau menginginkan sesuatu?"
Ha Ni : "Apa kau benar-benar akan membawakan apa yang aku inginkan?"
Seung Jo : "Tentu."
Ha Ni : "Sejauh ini belum ada yang aku inginkan."

Menanyakannya seolah-olah jika dia tidak percaya dan dengan matanya yang berkilau.
Apakah aku benar-benar seperti itu? Ini adalah sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Seujujurnya walaupun aku mengatakan aku mencintaimu tapi terkadang aku mengabaikan hal-hal kecil yang kau lakukan untukku.
Maafkan aku lagi. Kenapa cinta berarti mengatakan maaf?
Kapan akan ada hari dimana cinta lebih efisien dengan mengatakan maaf?


Ha Ni : "Aku ingin makan Strawberi. Apakah ada Strawberi di bulan November?"
SeungJo : "Pasti ada rumah Strawberi. Aku akan membelinya!"


Untuk waktu merawatnya aku ingin mencobanya dan menyeimbangi apa yang dia telah berikan. Jadi aku pun berlari di tengah angin November.


Eun Jo : "Ibu, Lihat Kaka! Kenapa dia menyembunyikan Strawberi yang dia bawa dan berlari begitu cepat? Betapa memalukannya ini, dia berlari begitu cepat apa karena dia berfikir bahwa akan ada yang mencuri Strawberi itu?"
Ibu Seung Jo : "Apa? Strawberi?"

Dari belakang aku mendengar ekspresi Eun Jo yang ragu dan suara Ibu yang tiba-tiba penasaran. Aku harus menyembunyikan ini dan cepat kedalam kamar.

Seung Jo : "Ini, aku membeli Strawberi."
Ha Ni : "Ini memakan waktu yang lama dari yang aku pikir. Apa tidak ada yang menjualnya di sekitar sini?"
Seung Jo : "Yeah. Tidak ada tetangga yang memilikinya jadi aku pergi ke supermarket besar. Aku pikir aku tertangkap basah oleh Eun Jo jadi cepatlah habiskan."
Ha Ni : "Benarkan? Kalau begitu kita berdua harus memakannya."
Seung Jo : "Jangan membagi itu! Kau harus memakannya sendirian! Apa ada lagi yang ingin kau makan?"

Tiba-tiba aku merasa hatiku terpenuhi oleh tatapan Mata Ha Ni yang seperti cahaya bulan.
Dengan cahaya bulan itu, hatiku dapat menghangatkan tubuhku.

Ibu Seung Jo :"Ha Ni! Seung Jo!"
Ibu begitu cepat dan suaranya seperti menghantak belakang kepalaku.

Ibu Seung Jo : "Kalian berdua memiliki sesuatu yang di sembunyikan benar bukan? Jawab dengan jujur. Apa Ha Ni hamil?"


Rasa penasarannya itu sungguh gila.

Seung Jo : "Ya."
Ibu Seung Jo : "Benar? Tebakanku akurat! HA HA HA HA kenapa kalian menyembunyikan berita gembira ini? AKu merasa sedih."
Ha Ni " "Seujujurnya... Aku pikir kau akan memintaku untuk berhenti belajar."

Ibu terlihat menyesal dan dia meminta maaf pada Ha Ni dan Ha Ni hanya menundukan kepalanya.

"Hey, Kenapa aku akan memintamu berhenti belajar? Kau sudah bekerja keras. Saat kau sedang dalam masa ngidam maka itu akan ada istirahat jadi tidak apa-apa. Dan jika di hitung maka bayi ini akan lahir di bulan Agustus. Itu akan ada waktu liburan lagi jadi ini sangat sempurna. Seung Jo, kau benar-benar jenius bahkan kau sudah membuatnya dalam waktu yang sangat tepat."

Di daftar Ibu yang Ibu buat ini tampak begitu sempurna
Dia selalu sibuk. Tapi dia begitu cepat jadi aku rasa ini tidak aka menjadi masalah.


Ibu Seung Jo :"Jangan khawatir dan cukup lahirkan bayi yang sehat. Aku akan mengatur semuanya."
Seung Jo : "Jangan memakaikan pakaian bayi perempuan lagi!"
Ibu Seung Jo : "Tidak! Aku tidak akan melakukannya lagi! Ha Ni akan melahirkan Bayi yang cantik kan? Benar Ha Ni? Apa yang kau lakukan? Cepat telfon Ayahmu. Eun Jo! Kau juga harus memikirkan nama Bayi! Ah kita harus mengambil foto perayaan!"


Suara yang ribut itu keluar dari suara Ibu yang penuh dengan kegembiraan dan memenuhi rumah ini. Awal penderitaan ini sudah pergi dan sekarang cahaya matahari membuat semua ini bersinar.


Dan untuk Bayi kami juga ^^

Belajar Bahasa Korea: Huruf Vokal Konsonan murah Hangul

Admin kali ini mau share tentang bahasa kore yang lebih ke hangul. Nyimak bareng – bareng yuk ^^

Dalam, mempelajari bahasa korea nya, Pertama kali Kita Harus mengetahui aksara Yang di gunakan oleh Orang Korea Yang disebut Hangul. Hangul adalah Bahasa Korea Nama resmi Yang di pakai oleh Bangsa Korea setelah dikenalkan oleh Raja Sejong PADA Tahun 1443. Huruf Hangul ini berjumlah 40 Karakter Yang terdiri dari:
1. Vokal Tunggal 10
2. 11 Vokal Gabungan / Ganda
3. 14 Konsonan Tunggal
4. 5 Konsonan Gabungan / Ganda

Ok. Kita Mulai aja yuk ... Kita belajar sama-sama ... (Aq juga lagi Tahap pembelajaran, Mudah-mudahan Bisa ^ ^.) 1. Huruf Vokal Tunggal


Tidak ada Hangul Latin
1 ㅏ sebuah
2 ㅑ ya
3 ㅓ eo
4 ㅕ Yeo
5 ㅗ o
6 ㅛ yo
7 ㅜ u
8 ㅠ yu
9 ㅡ eu
10 ㅣ i


Lanjutan huruf konsonannya nanti dulu ya chingu. segini dulu ya, masih BANYAK Yang mau dipelajari Mulai Dari perkenalan, kalimat, kosakata kamus murah nanti menyusul. gomawo. ^ ^

Dong Yi 52

Pasukan Istana dikerahkan mencari Putera Mahkota Yun.

Dong Yi yakin, Yeoning tadi disini dan mungkin ada keributan, ia menemukan kantung milik Yeoning. Putera Mahkota Yun dibawa ke depan Kapten.

Sukjong marah besar, bagaimana bisa kalian belum menemukan Putera Mahkota? Kapten Pasukan Pengawal istana hanya minta maaf dan bersedia dihukum mati. Sukjong berkata bagaimana tanggung jawab kalian, apa kau yakin tidak ada pembunuh yang menyusup dan menculik Putera Mahkota?

Kapten Pengawal berkata tidak ada, mereka tidak melihat jejak2 penyusup. Do Seong Ji minta Sukjong jangan marah, nanti kesehatan-nya bisa terganggu. Sukjong akhirnya memperingatkan, jika Kapten Pengawal tidak kembali dengan Putera Mahkota, maka nyawamu sebagai gantinya. Kapten itu mengerti dan segera pergi.

Jang Hee Bin berkata sebentar lagi jam 9 malam, jika terus seperti ini, ia bisa mati karena gelisah. Jo Sang Gung menenangkan Hee Bin, Putera Mahkota pasti akan segera ditemukan. Tapi Jang Hee Bin marah, kau tidak tahu kondisi Putera Mahkota, apa ia hidup atau sudah mati, bagaimana bisa tenang.

Jang Hee Jae menghadap Hee Bin, ia berkata kalau tampaknya Putera Mahkota Yun berinisiatif keluar dari istana sendiri. Hee Bin terkejut, bagaimana ini mungkin. Jang Hee Jae membenarkan. Lalu mungkin ada sesuatu yang terjadi di luar istana yang menghambat kepulangan Putera Mahkota. Jang Hee Jae janji akan menemukan-nya.

Jang Hee Bin heran, mengapa Putera Mahkota Yun melakukan ini, apa ia tidak sadar apa akibatnya, Yun bukan orang yang suka melanggar peraturan sebelumnya. Bagaimana Yun bisa seperti ini.

Jang Hee Jae berkata dia masih mencari penyebabnya tapi dia merasa ada yang aneh. Aneh? tanya Hee Bin.

Staf Bo Gyeong Dang masih belum menemukan keberadaan Yeoning.

Jang Hee Jae berkata kalau Yeoning juga menghilang dari istana. Itu benar, staf Bo Gyeong Dang sekarang sedang panik mencari sesuatu, jelas P. Yeoning tidak ada di istana.

Jang Hee Bin : Apa mungkin Putera Mahkota Yun dan P. Yeoning pergi keluar istana bersama?
Jang Hee Jae : Ada kemungkinan seperti itu.

Jang Hee Bin terperangah dan berkata : demi langit!

Anggota biro internal bertemu lagi dengan Dong yi dan Cha Cheon Soo, mereka belum menemukan P. Yeoning, mereka minta maaf. Dong Yi berkata tidak perlu, dan ia menunjukkan kantung bersulam itu, ini milik P. Yeoning, ini bukti kalau dia melihat festival Tak Kyun.

Dong Yi minta anak buahnya mencari di sekitar jembatan. Pasti ada seseorang yang melihat keduanya.

Jang Hee Bin merasa marah, ia tidak percaya, PM Yun menghilang dan melibatkan P. Yeoning juga.

P. Yeoning lari mencari bantuan dan ia jatuh sampai lututnya luka. Yeoning berkata : kakak tunggulah sebentar lagi, saya akan mencari bantuan..

PM Yun dibawa menghadap dan berlutut di depan Kapten. PM Yun dipaksa untuk mengatakan siapa nama dan orang tuanya. Kapten itu berkata ia sudah tidak sabar karena, Putera Mahkota juga menghilang, dan sekarang ibukota resah. Kapten tidak punya waktu main2 dengan PM Yun, katakan siapa namamu!

Kapten itu berkata kalau orang tua PM Yun datang untuk menjamin-nya, maka ia hanya akan menghukum PM Yun 2 kali pukulan dan mengijinkan PM Yun pulang.

PM Yun diam, Kapten memaksa bicara lagi. Apa kau ingin dipukul? PM Yun : Tahan! Beraninya kau! Kapten itu terperanjat. PM Yun bangun dan berkata baiklah, aku akan mengatakan siapa aku sebenarnya..

Hwang Ju Shik dan Yeong dal juga mencari Pangeran Yeoning di jalan. Keduanya merasa aneh bagaimana bisa dua Pangeran menghilang di saat bersamaan. Hwang Ju shik dan Yeong Dal jalan ke rumah Yeong Dal. P. Yeoning menunggu mereka lalu teriak memanggil mereka, keduanya shock melihat Yeoning.

Yeong Dal langsung tanya Yang Mulia, apa yang terjadi dan bagaimana anda bisa ada di sini? P Yeoning memohon keduanya, tolong bantu aku.

Dong Yi berkata pada Jeong Sang Gung kalau kedua Pangeran mungkin terlibat perkelahian, Yeoning sampai menjatuhkan kantungnya, ini benar2 membuatku cemas. Cha Cheon soo berkata akan memeriksa kantor polisi. Jung Im setuju, kalau ada perkelahian pasti akan dilaporkan ke kantor polisi.

Cha Cheon soo pergi ke kantor polisi dan memperlihatkan badge-nya, lalu ia ingin melihat buku laporan hari ini. Polisi itu menghormat lalu pergi.

Hwang Ju shik bingung, apa yang harus kita lakukan? Yeong Dal berkata, sudah aku akan ke kantor polisi menyelamatkan PM Yun. Tapi aku harus berkata apa kalau ditanya siapa dia.

Yeoning berkata katakan saja kau Paman PM Yun. Yeong Dal setuju. P. Yeoning ingin ikut tapi Hwang Ju Shik tidak setuju, jika orang tahu P. Yeoning dan PM Yun meninggalkan istana bersama, ini akan membuat kekacauan. Ia mengajak P. Yeoning kembali ke istana bersama dengan-nya. P. Yeoning ragu-ragu. Tapi Yeong Dal meyakinkan kalau ia akan membawa PM Yun pulang dengan selamat.

Yeong Dal berlutut di depan Yeoning dan janji. Saya akan mempertaruhkan nyawa saya untuk ini. P. Yeoning menepuk pundak Yeong Dal, aku percaya. Hwang Ju shik juga berlutut dan berkata kita akan kembali ke istana, Yang Mulia.

Yeong Dal lari ke kantor polisi. Hwang Ju Shik harus setengah menyeret P. Yeoning kembali ke istana.

Cha Cheon Soo keluar dari kantor polisi dan Dong Yi menunggunya, apa hasilnya? Cha Cheon soo berkata sekitar jam 7 malam, ada laporan mereka menangkap pencopet. Dong yi heran, pencopet? Cha Cheon soo berkata tapi deskripsi pencopet itu mirip dengan gambaran PM Yun.

Dong Yi : Dimana anak itu sekarang?

Yeong Dal sampai di kantor polisi dan berlatih bicara, aku paman PM Yun dsb. Polisi keluar dan berkata orang ini adalah keluarga pencopet itu. Polisi berkata pencopet itu sudah kembali ke rumahnya.

Yeong Dal heran, apa PM Yun sudah kembali ke istana? Polisi itu kaget, istana? Yeong Dal langsung diam dan berkata ah saya terlalu banyak minum dan langsung pergi..Kapten polisi jadi bingung.

Polisi mengawal PM Yun pulang ke "rumah"nya untuk membayar uang jaminan. Polisi itu heran, kau ini sudah besar, tapi mengapa tidak tahu nama dan rumahmu sendiri. Polisi lain berkata, mungkin dia itu idiot. Polisi memperingatkan PM Yun, jangan coba main-main dengan kami.

Yeong Dal meninggalkan kantor polisi dan ia melihat Cha Cheon Soo, Yeong Dal langsung memanggil Cha Cheon Soo.

Polisi masih mengawal PM Yun, dan mereka merasa capek, hei apa ini rumahmu? Pm Yun menunjuk satu arah, itu rumahku. Polisi mencari pemilik rumah itu. Ada yang membuka pintu, Polisi tanya, apa ini anakmu? Orang itu bingung dan berkata PM Yun bukan anaknya, kau ini bicara apa?

PM Yun memanfaatkan kesempatan untuk lari. Polisi mengejarnya. Ketika Yun lari, Cha Cheon soo menangkapnya dan menutup mulutnya. Polisi lari melewati keduanya.

Cha Cheon soo melihat ke arah PM Yun. Yun kaget, kau siapa?
Cha Cheon Soo : Putera Mahkota Yun, saya mohon jangan takut, saya pejabat Militer Bu Sa di Uigyeombu.

Dong yi gelisah, lalu Jeong Sang Gung menemuinya, Yang Mulia! Putera Mahkota sudah ditemukan! Sekarang Yang Mulia bersama Cha Cheon Soo, dan aman.

Dong yi bernafas lega. Benarkah? PM Yun tidak terluka?
Jeong Sang gung menenangkan, benar, PM Yun selamat. Dong Yi tenang, tapi bagaimana P. Yeoning?

Jeong Sang Gung : Harap tenang Yang Mulia, P. Yeoning sudah diantar ke istana oleh Hwang Ju Shik.
Dong Yi terperanjat, dia sudah kembali ke istana? Benar kata Jeong Sang gung, sekarang mungkin Pangeran sudah sampai di istana. Dong yi benar2 merasa lega.

Dong Yi akhirnya bertemu Putera Mahkota Yun, ia memberi salam pada PM Yun, Putera Mahkota Yun ?
PM Yun : Suk Bin Mama!
Dong Yi : Apa anda tidak apa-apa? Apa ada yang luka?
Cha Cheon soo : Sungguh melegakan PM Yun tidak terluka sama sekali.

PM Yun : Maafkan saya sudah menyebabkan anda gelisah.
Dong Yi : Tidak Putera Mahkota..tidak sama sekali..bagus sekali kalau anda selamat..sungguh melegakan..saya benar2 lega, Putera Mahkota Yun.

Dong yi membungkuk pada Putera Mahkota Yun. Cha Cheon soo ingin mengawal PM Yun kembali ke istana tapi Yun menolak.

PM Yun : Tidak perlu, aku akan kembali ke istana sendiri. Aku mendengar istana kacau, jika kau menemaniku maka kau akan dituduh macam-macam, dan akan membuat kesalahpahaman.

Dong Yi masih menahan PM Yun, tapi Yun berkata ia lega Yeoning sudah kembali ke istana dengan selamat, karena anak itu pasti akan dihukum, Yeoning berkata ia tidak mau pergi tapi aku memaksanya. Yun mengaku ia tidak ingin Yeoning disalahkan lagi. Dong yi tersentuh dengan kebaikan hati Yun.

PM Yun membungkuk dengan hormat pada Dong yi lalu ia jalan pulang. Dong yi tersenyum, anak itu sungguh baik hati.

Sukjong lega mendengar PM Yun sedang menuju istana. Kasim Han berkata kalau PM Yun dikawal oleh Se Ja Ik Wi Sa/Pengawal khusus Putera Mahkota, orang2 pilihan. Kasim Han juga berkata PM Yun selamat dan tidak terluka sama sekali.

PM Yun kembali ke kediaman-nya dan Hee Bin menyongsong putranya. PM Yun memberi salam pada ibunya yang kelihatan sangat gelisah. PM Yun minta maaf, dan berkata kalau ia baik-baik saja.

Hee Bin terperanjat, ada apa ini, bagaimana kau bisa melakukan hal yang tidak bertanggung jawab seperti ini.

PM Yun minta maaf, dia hanya merasa bosan dan ia ingin keluar jalan-jalan sendirian, tapi justru tindakannya ini membuat kekacauan di istana.

Jang Hee Bin : Kau bilang kau sendirian? PM Yun, apa kau ingin menutupi P. Yeoning!!

PM Yun : Eomeoni? Apa maksud ibu?

Jang Hee Bin berkata ia tahu semuanya, kalau P. Yeoning membujuk PM Yun untuk main jalan-jalan keluar istana. PM Yun membela adiknya, bukan dia, tapi saya yang memaksanya untuk pergi.

Jang Hee Bin berkata apa kau berharap aku akan percaya itu. Hee Bin terus menyalahkan Yeoning dan Yun terus membela adiknya. Anak dan Ibu itu terlibat perdebatan cukup sengit, lalu tiba-tiba..Yun jatuh pingsan! tepat di depan Hee Bin.

Sukjong duduk menunggui PM Yun, Tabib Nam memeriksanya. Sukjong tanya diagnosa tabib. Tabib berkata kalau PM Yun tidak apa-apa, setelah istirahat yang cukup, maka PM Yun akan pulih kembali.

Sukjong terlihat lega dan ia mendekati anaknya, Sukjong menenangkan Yun.

Tabib Nam menemui Jang Hee Bin diluar dan ia berkata PM Yun tidak apa-apa, hanya karena badan-nya lemah, tiba2 keluar dari istana untuk jalan-jalan membuat pengaruh buruk untuk PM Yun. Tabib Nam pergi untuk menyiapkan obat.

Jang Hee Bin memerintah Jo Sang Gung untuk memanggil pengawal pribadi PM Yun untuk menemuinya, Beraninya anak itu mengancam nyawa PM Yun! aku tidak akan pernah memaafkan P. Yeoning.

Hwang Ju Shik mencoba menyelundupkan P. Yeoning ke dalam istana dan berkata pada penjaga kalau Yeoning adalah anak yang bertugas menari di biro musik, dan Hwang Ju shik pura2 batuk2. Keduanya akhirnya sampai di istana dengan selamat.

Hwang Ju Shik berlutut di depan Yeoning, dan minta agar Yeoning berjanji tidak akan membuat keributan seperti ini lagi. P. Yeoning mengangguk dan Hwang Ju Shik mengulurkan kelingkingnya, janji? Janji. Kata Yeoning.

Tapi Pengawal pribadi PM Yun meminta Hwang Ju Shik untuk berhenti. Hwang Ju Shik melindungi P. Yeoning, ada apa ini?

Dong Yi sudah sampai ke Bo Gyeong Dang.

Dong Yi mendapat laporan kalau PM Yun sudah kembali dengan selamat, tapi P. Yeoning justru belum sampai. Dong yi kaget, apa? P. Yeoning belum pulang sampai sekarang?
Lalu Ae Jung datang berlari-lari : Yang Mulia, ada masalah!

Dong Yi : Ada apa?
Tapi Ae Jung bingung, tidak tahu bagaimana menjawabnya. Yang Mulia...sepertinya pengawal pribadi PM Yun telah menangkap P. Yeoning.

Dong yi terperanjat, apa katamu Ae Jung? Ae Jung-ah!!

Jang Hee Bin menemui Sukjong.

Sukjong : Apa katamu Hee Bin? penyakit PM Yun disebabkan oleh P. Yeoning

Jang Hee Bin : Hari ini, orang yang bersama dengan PM Yun meninggalkan istana adalah Pangeran Yeoning, Yang Mulia.

Sukjong : apa katamu?
Jang Hee Bin : PM Yun adalah orang yang tidak pernah melanggar protokoler istana, ini karena P. Yeoning sehingga PM Yun memanjat tembok istana dan berakhir dengan sakit parah Yang Mulia.

Sukjong : Yang kau katakan itu sudah keluar batas Hee Bin, PM Yun dan P. Yeoning hanya anak-anak, dan ini hanya kesalahan anak-anak saja.

Jang Hee Bin : Yang Mulia apa anda akan menggunakan alasan ini untuk melindungi P. Yeoning? Apa anda selalu ingin membela P. Yeoning?
Sukjong : Hee Bin?

Jang Hee Bin : Sebagai Pangeran Penerus takhta harus menderita penghinaan karena ditangkap sebagai pencopet kecil dan dikurung di dalam sel dan akhirnya jatuh pingsan karena trauma, Cheon Na..pangeran penerus takhta negeri ini..jadi Cheon Na, anda tidak bisa menganggap remeh insiden ini dan menutupinya saja tanpa menghukum. Besok, seluruh negeri akan tahu bahwa P. Yeoning mencoba mencelakai PM Yun. Dewan istana tidak akan membiarkan insiden ini begitu saja.

Sukjong terkejut dengan ancaman Hee Bin, ia tidak percaya Hee Bin mengalihkan insiden ini menjadi urusan politik.

Dong yi menuju tempat tahanan, ia menemui Kapten, aku dengar P. Yeoning disini, apa yang terjadi sampai kau harus menahan P. Yeoning disini?

Kapten : Maafkan saya, Yang Mulia. saya dengar kalau P. Yeoning dan PM Yun keluar dari istana bersama, Yang Mulia. Tapi PM Yun kembali dan jatuh pingsan, mendengar itu kami harus mengadakan penyelidikan mengenai masalah ini.

Dong Yi heran, menurutnya ini cuma insiden, mengapa harus menahan Yeoning. Kapten berkata karena sudah mengancam keselamatan PM Yun, sehingga meskipun ini P. Yeoning, mereka tetap harus mengikuti prosedur yang berlaku.

Dong Yi berkeras, ia ingin menemui Yeoning. Kapten berusaha mencegahnya. Tapi Dong yi tidak menerima penolakan, ia masuk.

Yeoning duduk dibawah penjagaan pengawal pribadi PM Yun. Dong Yi masuk menemui anaknya.

Yang pertama ditanyakan Yeoning justru kakaknya, dia dengar kakaknya pingsan, apa ia tidak apa-apa? Dong yi hanya bisa menghela nafas, kedua anak ini saling mencemaskan satu sama lain.

Yeoning merasa bersalah karena ia berkeras ikut Tak Kyun, padahal sudah waktunya belajar malam untuk PM Yun. Kalau saja Yeoning tidak berkeras, maka kejadian ini tidak akan terjadi.

Dong yi memeluk anaknya, jangan cemas, Geum ah..PM Yun pasti akan segera pulih, demi dirimu, dia pasti akan pulih. Dong Yi memeluk Yeoning.

Seo Yong Gi memberikan laporan pada Sukjong, semuanya benar, P. Yeoning bersama PM Yun keluar dari istana untuk jalan-jalan. P. Yeoning memang berkeras agar mereka berpartisipasi dalam Tak Kyun, lalu karena suatu salah paham, PM Yun ditahan karena dituduh mencopet, dan dibawa ke kantor polisi.

Ini sudah diperiksa oleh kepala polisi. Seo Yong Gi berkata P. Yeoning sudah mengungkapkan ini pada pengawal pribadi PM Yun. Kedua pangeran tampaknya takut kalau masalah ini menimbulkan kekacauan, jadi keduanya menyembunyikan identitas mereka.

Sukjong berkata, sudah terlambat, masalah ini sudah menimbulkan kekacauan, partai yang mendukung PM Yun sudah menggunakan insiden ini untuk menuduh P. Yeoning dan tidak akan melepaskannya.

Cha Cheon Soo menemui Seo Yong Gi dan shim Yun Taek, ketiganya tidak mengerti mengapa masalah ini bisa mengakibatkan keributan. Bisa-bisanya dewan istana memanipulasi ini. Seo Yong Gi berkata ini karena melibatkan PM Yun, mereka akan menyinggung kalau P. Yeoning sudah mencelakai PM Yun.

Shim Yun Taek berkata tempat seperti istana, masalah kecil bisa membuat orang kehilangan nyawanya, dan karena PM Yun memang sakit-sakitan, orang akan melihat P. Yeoning sebagai ancaman dan tidak akan melepaskan insiden ini begitu saja.

Dewan istana berkumpul. Im Sang Hyeon mengajukan petisi, Sukjong tidak boleh menganggap masalah ini sebagai masalah kecil bla bla...Sukjong membentak Im Sang Hyeon, kau sudah keluar batas! Bagaimana kalian bisa menyalahkan semuanya pada P. Yeoning yang masih kecil.

Im Sang Hyeon mendebat tapi insiden ini akan menggoyahkan posisi Putera Mahkota sebagai Pangeran penerus takhta dan bertanggung jawab tidak memandang status atau usia. Bagaimana Baginda bisa beralasan kalau P. Yeoning masih kecil dan membiarkan ini. Sukjong terperanjat, dan Im Sang hyeon bertekad P Yeoning harus dihukum. Dewan Istana tidak akan tinggal diam.

(Selama pemerintahan Yeongjo, partai Namin dimusnahkan dan partai Soron ditekan.)

PM Yun tidak percaya ketika mendengar kalau dewan istana akan menghukum P. Yeoning. Dayang Kepala Yoon berkata kalau Dewan istana ingin menggunakan insiden ini untuk mengusir P. Yeoning keluar dari istana.

Pm Yun : Insiden ini jelas kesalahanku, bagaimana Dewan istana menggunakan insiden ini untuk mengusir P. Yeoning keluar dari istana?

Jang Hee Bin datang, dan ia berkata semua ini karena P. Yeoning berani mencelakaimu PM Yun. Yun tidak mengerti. Ini keterlaluan.

Dong Yi terkejut mendengar keputusan Dewan Istana yang menyalahkan P. Yeoning. Shim Yun Taek berkata PM Yun mengalami penderitaan seperti itu dan P. Yeoning ada di lokasi jelas Dewan Istana ingin menggunakan ini untuk menyalahkan P. Yeoning.

Di kediaman Putera Mahkota.

Hee Bin : Tepat, aku sudah mengatakan mencelakaimu, PM Yun.

PM Yun : Tapi ibu, sayalah yang bersalah, saya yang ingin pergi keluar istana dan mengajak Yeoning keluar dengan saya, ini bukan kesalahan P. Yeoning.

Hee Bin : Tidak!! P. Yeoning membawa PM Yun ke tempat-tempat berbahaya dan juga membiarkan PM Yun mengalami trauma, juga orang yang membuat PM Yun tidak kembali ke istana tepat waktu dan minta kau mengikuti Tak Kyun, jadi bagaimana kau bisa berkata ini bukan kesalahan P. Yeoning?

PM Yun : Ibu?

Hee Bin terus saja berkata kalau Yeoning ingin mengambil posisi Pangeran Penerus takhta, apa kataku sebelumnya, P. Yeoning bukan adikmu tapi adalah sainganmu. Setelah insiden ini, P. Yeoning akan diusir dari istana jadi dia tidak akan pernah mengancam posisi PM Yun. Aku jelas akan memastikan itu.

Hee Bin ingin Yun tetap tinggal di kediaman-nya dan tidak ikut campur. Hee Bin yang akan mengurus semuanya.

Jang Hee Bin berdiri dan akan pergi, ketika tiba-tiba Putera Mahkota Yun berkata : Apa Ibu melakukan ini karena penyakit rahasiaku?

Jang Hee Bin terperanjat, ia menoleh ke arah Yun.

PM Yun : Jadi Ibu melakukan ini, karena takut aku tidak bisa meneruskan takhta dan ibu takut kalau P. Yeoning mungkin merampas posisi Pangeran Penerus dariku, jadi inilah mengapa Ibu ingin menuduh P. Yeoning dengan tuduhan palsu.

Jang Hee Bin : Apa katamu PM Yun?

PM Yun : Saya tahu apa penyakit yang saya derita, saya tahu kalau saya tidak akan bisa mendapatkan keturunan. Saya tahu itu.

Jang Hee Bin kaget sekali dan ia duduk di depan Yun, bagaimana..bagaimana kau bisa tahu ini PM Yun, aku tanya..bagaimana kau tahu..

Jang Hee Bin berkeras, apapun itu, itu tidak benar, apa kau mengerti, PM Yun? kau hanya lemah dan tidak sehat sekarang.

PM Yun : penyakit ini adalah urusan saya, Ibu, kumohon, jangan berbohong lagi pada saya, saya mohon Ibu jangan memaksa menggunakan insiden ini untuk mencelakai P. Yeoning.

PM Yun : Saya tidak akan melakukan, demi menjaga posisi sebagai Pangeran Penerus takhta saya akan menjadikan P. Yeoning sebagai kambing hitam, saya tidak akan menyalahkan adik saya karena kekurangan saya dan menjadi kakak yang kejam, ini tidak akan saya lakukan.

Jang Hee Bin pucat pasi dan berdiri termangu di depan istana Putera Mahkota. Sementara PM Yun merenung di dalam kamarnya.

Sukjong melihat petisi berisi permohonan hukuman untuk P. Yeoning. Sukjong tanya pada Kasim Han, dimana P. Yeoning sekarang. Kasim Han berkata Pangeran ada di kediaman-nya.

Jang Mu yeol menemui Dong Yi lagi dan membujuk Dong yi untuk mengatakan mengenai penyakit Putera Mahkota agar semua tahu. Jika partai Soron tahu kondisi PM Yun yang sebenarnya, kalau dia tidak akan bisa mendapatkan keturunan, maka mereka tidak akan memberikan dukungan politik mereka pada PM Yun dan Chwi Seon Dang.

Dong yi minta Jang Mu Yeol pergi saja, ia tetap pada pendirian-nya, ia tidak ingin menggunakan kondisi PM Yun sebagai alat politik. Jang Mu Yeol menekan dengan menggunakan P. Yeoning. Dong yi diam saja.

P. Yeoning duduk dan menghela nafas, lalu ia dengar ada yang mendekat, ternyata ayahnya! Yeoning langsung berdiri untuk menghormat.

Sukjong berkata kalau PM Yun akan segera pulih. Kau tidak perlu membuat rangkaian bunga seperti yang kau buat untuk Ratu Inhyeon, PM Yun akan segera pulih. P. Yeoning senang sekali mendengarnya, Sukjong tertawa, apa berita ini membuatmu senang. Yeoning membenarkan, ia senang sekali sampai rasanya dia bisa terbang.

Lalu Yeoning serius lagi dan berkata pada ayahnya kalau insiden ini adalah salahnya. Ah Ba Mama, saya mohon ampuni saya, ini karena saya membuat ayah cemas. Semua yang terjadi adalah salah saya, karena saya PM Yun mengalami kesulitan.

Sukjong : Benarkah? Jadi kau bilang kalau semua insiden ini adalah kesalahanmu?

P. Yeoning : Ya, Ayah Raja, PM Yun ingin kembali ke istana sebelum waktu belajar malam tapi saya membuat PM Yun ikut festival Tak Kyun untuk bersenang-senang..semuanya salah saya Ayah Raja.

Sukjong berlutut di depan Yeoning.

Sukjong : Oh! ini benar2 aneh, kemarin PM Yun sudah berkata kalau insiden ini adalah kesalahan-nya dan ia keluar dari istana, ini semua tidak ada hubungannya dengan P. Yeoning.

Yeoning : Apa?
Sukjong : PM Yun berkata kalau ini semua salahnya, dan kau berkata ini semua salahmu, benar2 tidak tahu siapa yang berbohong disini.
Yeoning bingung, Ayah Raja? ini..ini

Sukjong menghibur Yeoning, sudahlah tidak masalah apapun jawabanmu, yang penting kalian berdua saling memperhatikan satu sama lain.

Dong yi datang dan memberi salam. Sukjong menghela nafas, dan berkata pada akhirnya kesalahan-nya karena anak-anak ini memiliki ayah seorang Raja.

Sukjong : Apa karena ini? bagiku anak-anak adalah paling penting dan keturunan yang membahagiakan tapi bagi pejabat pemerintahan mereka menggunakan P. Yeoning dan PM Yun sebagai alat untuk taktik politik mereka.

Dong yi juga hanya menghela nafas, Sukjong melihatnya dengan cemas, Dong Yi?

Dong Yi : Saya dengar kalau Dewan Istana sudah mengajukan petisi mereka dan P. Yeoning akan dihukum.

Sukjong : Jangan cemas, aku akan melindungi P. Yeoning.

Dong Yi merenung, ia bimbang antara janji Sukjong dan melihat Yeoning akan dihukum, sedangkan Dong yi memegang rahasia penyakit Putera Mahkota.

Ny. Park mendengar kalau Hee Bin berusaha mengusir P. Yeoning, dan ia berkata Hee Bin memang orang yang mengerikan. Sedangkan Oh Tae Pung, ia mengerti tindakan Hee Bin yang akan melakukan apa saja demi anaknya, seperti yang ia lakukan untuk Oh Ho Yang.

Oh Ho Yang lari masuk dan berkata diluar ada orang yang datang menangkapnya. Oh Tae Pung keluar dan ia melihat beberapa orang yang memberi salam padanya. Istrinya tanya apa Oh Tae Pung kenal orang2 itu. Oh Tae Pung masuk dan menarik Oh Ho Yang, dan minta anaknya mengenali orang2 yang ditangkap apa ada yang kau kenali?

Oh Ho Yang melihat orang2 itu dan ia mengenali mereka dan Oh Ho Yang teriak. Mereka penjahatnya! Ayahnya senang dan memberikan tongkat pada Oh Ho yang, ayo pukul mereka!

Oh Ho Yang memukuli orang2 itu dan mereka teriak2, ampuni kami, kami akan mengatakan siapa yang sudah menyewa kami.

Oh Tae Pung menyeret Oh Ho Yang yang kesetanan, dan ia tanya siapa yang menyuruh kalian. Ny. Yoon dar Jaedong.

Oh Tae Pung shock. Berarti ini perbuatan Chwi Seon Dang. Ibu Jang Hee Bin. Penjahat itu berkata mereka hanya mengikuti perintah. Oh Tae Pung tidak percaya ini dan ia marah sekali.

Ny. Yoon tampak gembira di rumahnya. Pelayan-nya berkata sudah lama tidak mendengar suara tawa Nyonya. Ny. Yoon membenarkan, akhirnya ia bisa senang, Dong yi dan anaknya akan disingkirkan selamanya.

Ny. Yoon yakin sekali. Ia berkata kalau ia akan hidup panjang umur dan bahagia, dan ia tertawa senang.

Jang Hee Jae bertemu dengan Im Sang Hyeon. Im Sang Hyeon meyakinkan Jang Hee jae kalau mereka akan terus protes bahkan akan memboikot dan tidak hadir dalam sidang. Jang Hee Jae senang.

Dong yi mendapat laporan dari Bong Sang Gung kalau bukan hanya partai Namin tapi juga Soron mengajukan protes agar P. Yeoning dihukum dan tidak akan mengalah. Dong yi hanya bisa memandangi Yeoning. Yeoning terbangun dan memanggil ibunya.

PM Yun merenungkan kata-kata ibunya. Kalau P. Yeoning terancam diusir dari istana. Pm Yun tampak sudah mengambil keputusan, ia berkata pada Yoon Sang Gung, untuk siap-siap, ia harus pergi ke satu tempat. Putera Mahkota Yun pergi dengan rombongannya.

Jang Hee jae menemui Hee Bin dan berkata kalau partai Namin dan Soron akan mendukung mereka dan Sukjong pasti tidak akan bisa menahan-nya lagi. Jang Hee Bin terlihat pucat pasi.

Jang Hee Jae heran dan tanya mengapa Hee Bin seperti itu? Hee Bin berkata kalau Putera Mahkota sudah tahu kondisinya. Jang Hee Jae terkejut.

Sementara itu, Dong Yi mendapat laporan kalau Putera Mahkota Yun datang berkunjung. Ia juga heran dan langsung keluar menemui Yun.

Dong Yi : Putera Mahkota Yun?
PM Yun : Yang Mulia!

PM Yun masuk ke Bo Gyeong Dang. Dong Yi heran dan tanya apa tujuan Putera Mahkota datang ke kediaman-nya. Apa Putera Mahkota ingin menemui Yeoning?
PM Yun : Tidak, hari ini saya datang untuk menemui anda.

Dong Yi : Jika ingin bertemu saya, lalu mengenai apa ini Putera Mahkota Yun?

Jang Hee Jae mengunjungi kediaman Putera Mahkota dan ingin meyakinkan keponakan-nya. Tapi ketika tiba, justru PM Yun tidak ada di tempat. Jang hee Jae bingung dan tanya kemana PM Yu pergi?

PM Yun meninggalkan Bo Gyeong Dang. Dong yi memanggil Bong Sang Gung, aku harus ke kediaman Putera Mahkota. Bong Sang gung heran, bukankah PM baru saja dari sini?

Kim Gu Seon sedang mengajar P. Yeoning, tapi Yeoning tidak konsentrasi. Gurunya tanya apa P. Yeoning masih terganggu dengan insiden yang terjadi sehingga tidak konsentrasi.

P. Yeoning : Ya Guru, ini karena saya, PM Yun sudah mengalami kesulitan, jadi saya dengar dewan istana ingin saya dihukum.

Kim Gu Seon : Yang Mulia?
P. Yeoning : Guru, apa ini berarti saya akan diusir dari istana? Apa saya harus tinggal di luar istana lagi? Karena kesalahan saya, Ibu akan menderita lagi.

Putera Mahkota Yun datang dan berkata Itu tidak akan terjadi P. Yeoning.

Kim Gu Seon dan P. Yeoning berdiri dan memberi hormat pada Putera Mahkota Yun. PM Yun meyakinkan kalau Yeoning tidak akan diusir. Yeoning mendekati Putera Mahkota.

PM Yun : Anak nakal..lihat wajahmu, sepertinya kau tidak senang melihatku.

P. Yeoning : Tidak, tidak PM Yun. Saya selalu senang bertemu PM Yun.

PM Yun : Lalu mengapa kau tidak senyum dan terlihat murung..lihat! kau bahkan tidak memanggilku kakak justru memanggil PM Yun.

Yeoning : Ini karena saya pikir kakak tidak ingin bertemu saya lagi.
Yun menghibur adiknya tidak itu bukan salahmu, aku yang salah. Keduanya saling merasa salah dan Yun memeluk adiknya. oh just cute :)

Dong yi dan rombongannya menuju Donggungjeon dan mengingat kata2 Yun.

PM Yun : Masalah P. Yeoning, saya mohon tenanglah. Ibu dan petisi dewan istana untuk mengusir P. Yeoning demi saya, alasannya karena saya Pangeran penerus takhta dan menurut mereka P. Yeoning adalah ancaman bagi saya.

Dong Yi : Putera Mahkota Yun?

PM Yun : Tapi saya tahu kalau saya sepertinya tidak memenuhi syarat menerima tanggung jawab sebagai Putera Mahkota. Saya tidak ingin karena saya maka P. Yeoning akan dicelakai.

Dong Yi : PM Yun, apa yang anda katakan? mengapa anda berkata tidak memenuhi syarat sebagai Pangeran Penerus takta?
Yun hanya menghela nafas.

Dong yi berkata pada dirinya sendiri, apa mungkin..PM Yun sudah tahu ? apa mungkin...

Kasim Han menghadap Sukjong, Yang Mulia, Putera Mahkota Yun ingin bertemu anda. PM Yun masuk, Ah Ba Mama!
Sukjong tanya, ada apa?

Dong Yi tiba di kediaman Putera Mahkota. Tapi dayang berkata kalau Putera Mahkota saat ini sedang di Daejeon. Dong Yi kaget, apa?
Jang Hee Bin juga tiba di kediaman Putera Mahkota, dia melihat Dong Yi, apa tujuanmu datang ke sini?

Dong Yi memberi salam pada Hee Bin.

Sukjong mendengar Pm Yun. Ah Ba Mama, saya sekarang tidak memenuhi syarat memegang posisi Pangeran penerus takta.

Sukjong terkejut. Apa?

PM Yun : Saya tahu untuk menjaga dan mengamankan keluarga Raja dan garis keturunan-nya, adalah tanggung jawab dan tugas sebagai Putera Mahkota, itu saya tahu, tapi saya sudah terkena penyakit serius, saya tidak bisa menyembunyikan ini selamanya, untuk mempertahankan posisi saya sebaga Pangeran Penerus takhta.

Sukjong bingung, penyakit serius? Apa maksudmu PM Yun? Putera Mahkota Yun hanya menghela nafas.

Kembali ke kediaman Putera Mahkota, Hee Bin tanya apa tujuan Dong Yi datang ke kediaman Putera Mahkota.

Dong Yi : Apa Putera Mahkota Yun sudah tahu mengenai penyakitnya, Yang Mulia? Apa Putera Mahkota Yun sudah tahu atau belum mengenai penyakitnya?

Jang Hee Bin : Bagaimana kau tahu mengenai ini?

Jang Hee Bin terlihat terperanjat. Dong Yi melihat ke arah Daejeon.

My Girlfriend is Gumiho 2

Gumiho pun mengambil kembali titisan rubah yang dia berikan kepada Dae Woong dan Dae Woong pun langsung terjatuh lemas. Gumiho lalu mulai melayang dan dia berkata, "Aku telah menyelamatkanmu tetapi karena kau menyingkirkanku... Aku tidak akan mempedulikanmu kembali." Gumiho mulai membalikan badannya berniat pergi namun tiba-tiba saja dia teringat kalau Dae Woong pernah menolongnya di hutan ketika bertemu dengan babi hutan. dan dari situ pun Gumiho mulai menghampiri Dae Woong kembali dan bilang, "Dulu kau pernah kembali padaku untuk menyelamatkanku, maka aku akan kembali padamu untuk menyelamatkanmu juga." Gumiho akhirnya memberikan kembali titisan rubahnya itu kepada Dae Woong dan Dae Woong pun sadar kembali.

Ketika Dae Woong mulai sadar, dia kaget melihat ada sosok Gumiho makanya dia langsung berlari untuk bersembunyi di balik tumpukan alat-alat olah raga. Gumiho yang melihat itu pun lalu ngomong sendiri, "Dia selalu berusaha untuk kabur. Ah supaya dia tidak kabur dariku, aku harus menakut-nakuti dia." Gumiho langsung tersenyum melihat Dae Woong yang memikirkan cara untuk kabur. Gumiho lalu bilang kepada Dae Woong, "Kau pikir karena kau bersembunyi maka aku tidak bisa melihatmu? Ingat aku ini Gumiho!"



Dae Woong memikirkan banyak cara untuk kabur dan imajinasinya pun mulai berfikir bahwa dia bisa kabur dengan melopati trompolin lalu nanti dia akan berhasil kabur melalui lantai atas. Dae Woong memulai aksinya dan ternyata aksinya itu tidak sesuai dengan yang dia fikirkan tadi. Gumiho yang sejak tadi melihat tingkat Dae Woong pun bertanya, "Apakah aku harus membantumu?" Dae Woong ketakutan dan kembali bersembunyi di balik alat-alat olahraga lainnya.

Dae Woong lalu berimajinasi lagi kalau dia bisa kabur dengan menaiki seikat tali dan nanti akan memegang sebuah katrol yang bisa membawanya pergi melalui atap gedung olah raga itu. Imajinasinya itu pun mulai di coba oleh Dae Woong tapi ternyata kembali gagal. Katrol yang seharusnya berjalan lancar itu mulai macet dan Dae Woong pun tergantung di atap. Gumiho yang tepat ada di bawah Dae Woong pun hanya melihat yang dilakukan Dae Woong dan berkomentar, "Ah percuma kau kabur. Bahkan muskipun aku tidak melangkah, kau sudah ada di dekatku."



HP Dae Woong berbunyi dan Dae Woong pun langsung mengeluarkan HPnya dari saku. Muskipun posisi Dae Woong tergantung di atas atap, Dae Woong tetap berusaha kabur dengan meminta tolong kakeknya yang kebetulan menelfonnya itu. Tapi sayangnya HP Dae Woong terjatuh dan Gumiho langsung melihat ke HP Dae Woong.

Kakek yang menelfon Dae Woong pun nanya, "Hallo Dae Woong. Dae Woong, kenapa kau tidak berbicara?" Gumiho yang baru melihat HP pun dia langsung bilang ke Dae Woong, "Ah dia mencari Dae Woong." Kakek kaget mendengar ada suara perempuan yang mengangkat HP Dae Woong makanya dia nanya, "Ini HP Dae Woong, Siapa kamu? Dimana Dae Woong? Apa yang sedang dia lakukan?" Gumiho menatap Dae Woong yang tergantung di atas atap dan dia pun dengan polosnya menjawab, "Dae Woong ada di atasku." Kakek mikir hal yang macem-macem makanya dia pun langsung menutup telfon.

Bibi menghampiri Kakek dan nanya, "Ada apa? Dimana Dae Woong?" Penyakit Jantung Kakek sepertinya mulai kambuh dan dia pun langsung bilang, "Sepertinya aku hidup di dunia ini terlalu lama."



Dae Woong yang masih tergantung itu pun berusaha membuat si katrol maju agar dia bisa kabur dari Gimho namun hal itu sepertinya percuma saja karna katrol itu tidak maju-maju. Gumiho lalu bilang, "Berhenti bergantung dan turunlah!" Dae Woong tidak mau karna takut dia akan di makan oleh Gumiho jika nanti dia turun. Gumiho pun lalu bilang, "Apakah kau ingin aku yang menghampirimu dan memetikmu agar kau turun? Ingat aku ini Gumiho!" Dae Woong langsung berkomentar, "Di petik? Kau pikir aku ini apel hah?" Gumiho tiba-tiba melompat terbang dan menarik Dae Woong hingga terjatuh ke lapangan basket di dalam gedung olah raga itu.

Ketika jatuh, posisi Gumiho diatas Dae Woong dan dia pun langsung tersenyum ke Dae Woong. Dae Woong berkata, "Aku percaya kalau kau ini Gumiho karena kau berhasil memetikku turun. Sekarang kau bisa memakanku." Gumiho terus menatap Dae Woong dan bertanya, "Benarkah aku boleh memakanmu?" Dae Woong ngejawab, "Ingat ini ketika kau memakanku: Muskipun kamu Gumiho tapi ada juga hantu. Jika aku mati di makan olehmu, aku akan berubah menjadi hantu untuk melakukan balas dendam."

Gumiho mendekati Dae Woong dan kembali bertanya, "Kenapa kamu memintaku untuk memakanmu? Kenapa kau tidak minta agar aku menyelamatkanmu saja?" Dae Woong mati-matian bilang bahwa dirinya tidak akan pernah mau memohon kepada seorang Gumiho. Tapi beberapa detik kemudian Dae Woong merubah pikirannya dan memohon pertolongan dari Gumiho agar tidak memakan dirinya.




Dong Joo yang mendapatkan HP yang waktu itu di pinjam oleh Dae Woong untuk menelfon bibinya dan sekarang Dong Joo pun mencoba mencari informasi tentang Dae Woong dengan menelfon bibinya Dae Woong dan berpura-pura sebagai teman Dae Woong. Bibinya yang panik pun awalnya mengira itu telfon dari Dae Woong, "Dae Woong? Kamu dimana?" Dong Joo lalu memberanikan diri bilang, "Ah aku ini temennya Dae Woong. Aku kesusahan menghubungi Dae Woong jadi aku ingin meminta nomor telfonnya..."



Gumiho meminta Dae Woong membelikan dia daging sapi, namun karna sudah malam akhirnya Dae Woong hanya bisa membelikan Gumiho daging ayam saja. Gumiho langsung memakannya dengan lahap. Dae Woong nanya, "Jadi selama mutiara titisanmu itu ada di dalam tubuhku, kau akan terus mengikutiku?" Gumiho menjawab Iya dengan menganggukan kepalanya. Dae Woong pun melanjutkan pertanyaannya, "Bagaimana jika kau kembali ke tempatmu dan nanti aku akan mengembalikannya..." Gumiho terlihat mau marah makanya Dae Woong langsung berkata, "Ah tidak bisa begitu ya. Tapi aku sedang dalam situasi yang tidak baik. Aku di usir dari rumah dan aku tidak memiliki banyak uang. Dan ini pasti akan sulit untuk melakukan pendekatan pada seseorang." Gumiho mematahkan tulang-tulang ayam dan Dae Woong yang ketakutan pun langsung bilang, "Baiklah aku akan berusaha dengan baik."

Gumiho bilang, "Dae Woong, selama mutiara titisanku itu ada dalam tubuhmu maka aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Kau milik-ku!" Gumiho langsung tertawa ceria dan Dae Woong juga ikut ketawa tapi ketawa yang di paksakan. Dae Woong lalu bilang akan pergi masuk kedalam gedung olahraga itu dulu untuk menyiapkan kasur yang nanti akan di pakai tidur oleh Gumiho.



Di dalam Gor, Dae Woong berusaha mencari cara agar dia bisa tetap hidup dan dia pun berfikir untuk terus memberikan daging sapi untuk makan Gumiho agar Gumiho tidak akan memakan dirinya. Dae Woong lalu melihat ada pakaian besi kekaisaran dan akhirnya dia memakai pakaian itu. Gumiho melihat Dae Woong dan bertanya, "Kau takut aku memakanmu?" Dae Woong ngejawab, "Aku hanya kedinginan." Gumiho kembali nanya, "Kau takut padaku?" Dae Woong pun jujur, "Aku hanya jaga-jaga takut nanti malam kamu kelaparan dan akan memakan siapapun yang ada di dekatmu." Gumiho menarik nafas dan terlihat kesal.

Gumiho nanya, "Apakah kau pernah melihatku memakan hati manusia?" Dae Woong ngejawab, "Tapi kau itu Gumiho." Gumiho baru sadar dan dia pun bilang. "Ah ya aku ini Gumiho. Jagalah hatimu itu!" Gumiho lalu bilang mau pergi tidur dan dia pun langsung berbaring. Dae Woong yang melihat Gumiho tiduran pun dia mikir dalam hatinya, "Mengapa dia berbaring? Dia kan bukan manusia..."



Dong Joo mulai menyelidiki data Dae Woong dan dia pun bilang kalau Gumiho pasti akan lebih mudah di tangkap karna Dae Woong adalah orang yang ceroboh. Dong Joo mengeluarkan sebuah pedang dan bilang, "Sudah lama tidak bertemu denganmu. Harusnya kau diam saja di tempatmu itu. Kenapa kau ingin datang ke dunia? Ini bukan tempat yang bagus untukmu. "



Dae Woong tertidur di luar gedung olahraga dan saat Dae Woong tertidur, Gumiho menghampirinya sambil tersenyum dan berkata "Aku mempunyai hari yang menyenangkan ketika bersamanya. Sampai dia sembuh sepenuhnya, Aku akan tinggal bersamanya. Ini pasti Menyenangkan." Ada nyamuk yang mau menggigit Dae Woong dan Gumiho pun langsung memukuli nyamuk itu, Gumiho berhasil membuh beberapa nyamuk dan dia pun langsung berkata "Aku dan nyamuk tidak akan membunuhmu. Tidurlah yang nyenyak." Gumiho lalu melihat pemandangan Seoul di malam hari dan dia pun berkomentar, "Wah indahnya dunia ini seperti di taman bunga saja."



Besok paginya, Kakek sedang memberikan makan ikan sementara Bibi masih sibuk mencoba menelfon Dae Woong namun HP Dae Woong tidak bisa di hubungi terus. Kakek bilang, "Aku tidak peduli dia membuat masalah di sana-sini. Tapi ini pertama kalinya dia berurusan dengan seorang wanita. Jika begini dia tidak seperti manusia, bahkan tidak pantas menjadi ikan." Bibi menawarkan diri untuk memanggil Dae Woong pulang ke rumah tapi Kakek mencegah dan meminta Bibi untuk membekukan kartu kredit Dae Woong agar Dae Woong tidak tinggal dengan perempuan yang semalam (Gumiho).

Bibi penasaran kenapa Kakek begitu kesal sama perempuan itu makanya dia bertanya, "Memangnya apa yang dia katakan di telfon?" Kake dengan ragu-ragu menjawab, "Lupakan saja! Bahkan kau belum menikah sehingga kau sebaiknya tidak tau hal ini." Bibi dengan kesal bilang bahwa mereka sebaiknya tidak usah mengungkit masalah dirinya yang belum menikah. dan karena bibi sudah sangat kesal makanya dia bilang, "Tunggu dan lihat saja. Aku akan menikah nanti!" Bibi langsung pergi meninggalkan kakek yang kebingungan.

Kakek lalu mengomel sendiri, "Anakku itu belum menikah dan kerjanya hanya diam di rumah. Sementara cucuku pergi dari rumah dan melakukan sesuatu dengan seorang perempuan. Ah benar-benar semuanya ini salahku. Hanya kalian lah para ikan yang tumbuh dengan benar."



Dae Woong pergi ke restaurant daging untuk membelikan Gumiho daging sapi tapi ketika mau membayar, kartu kreditnya tidak bisa digunakan. Dae Woong pun langsung menelfon bibinya untuk bertanya kenapa kartu kreditnya tidak bisa di pakai. Bibi bukannya menjawab pertanyaannya Dae Woong, dia malah bertanya "Apakah perempuan itu bersamamu sejak kau kabur?" Dae Woong jelas kaget kenapa bisa bibinya itu mengetahui tentang Gumiho.

Dae Woong bilang kepada bibinya kalau dia nanti akan menjelaskan tentang perempuan yang bersamanya tapi yang terpenting sekarang adalah kartu kreditnya bisa di pakai. Bibi bilang kalau misalnya dia membantu Dae Woong maka nanti kartu kredit dia yang akan di bekukan oleh Kakek. Dae Woong amat sangat memohon kepada bibinya karena dia tidak bisa hidup jika tidak ada uang. Bibi lalu bilang kalau misalnya Dae Woong mau uang maka Dae Woong harus meninggalkan perempuan itu. Sebelum Dae Woong menjelaskan, bibi langsung mematikan telfonnya.

Dae Woong pun terpaksa membayar semua makanan yang di makan oleh Gumiho itu menggunakan uang yang ada di dompetnya. Dae Woong mau membayar 120.000 won tapi si kasir bilang kalau Gumiho memesan sup iga sehingga total yang harus di bayar itu 127.000. Dae Woong menatap Gumiho yang terlihat amat sangat kekenyangan. Si kasir bilang, "Kau pasti merasa pacarmu sangat cantik karna dia senang makan ya?" Dae Woong menatap Gumiho kesal dan bilang, "Iya. Dia makan banyak dan itu membunuhku."



Selesai makan, Gumiho dan Dae Woong pergi berjalan keliling kota. Gumiho bilang bahwa gdung-gedung jaman sekarang tinggi-tinggi sekali dan banyak sekali orang-orang yang berjalan. Dae Woong bertanya-tanya dalam hatinya, "Dari sekian banyak orang, kenapa kamu memilihku Gumiho?" Gumiho terus melihat-lihat keadaan jalan sementara Dae Woong melihat uangnya yang semakin menipis dan itu tidak akan cukup untuk membelikan makanan daging lagi untuk Gumiho. Tiba-tiba Gumiho memanggil Dae Woong dan Dae Woong pun bertanya, "Apa yang ingin kamu makan lagi?" Gumiho menunjuk mesin minuman.

Dae Woong bertanya-tanya, "Dari mana dia tau tentang minuman soda?" Dae Woong memasukan uang koin kedalam mesin tapi si minuman soda itu tidak keluar juga dari mesin. Dae Woong kesal dan dia akhirnya mendapatkan ide untuk menyalurkan kekesalannya pada Gumiho itu pun ke Mesin. Dae Woong marah-marah ke mesin itu, "Heh kenapa dari sekian banyak orang tapi kau malah memilih aku? Kau pikir aku ini bantalan kursimu hah?" Gumiho menyangka Dae Woong memang marah ke mesin itu makanya dia pun ikut marah-marah dan menendang si mesin minuman itu hingga terjatuh.

Dae Woong kaget dan bilang, "Kita dalam masalah besar!" Mesin minuman itu lalu mengeluarkan minuman soda yang langsung di ambil oleh Dae Woong dan dia langsung mengajak kabur Gumiho dari situ sebelum orang-orang marah pada mereka.



Bibi sedang ada di mall dan berdiri di depan pintu lift. Dia mengomel, "Ah aku harus segera menikah sebelum Dae Woong tumbuh semakin dewasa. Aih pagi-pagi aku sudah pusing karena masalah Ayah dan Dae Woong." Bibi meminum kopi, pintu lift terbuka dan terlihat laki-laki seumuran Bibi yang waktu itu ketemu di dalam lift baru saja keluar dari dalam lift. Bibi kaget sehingga es yang ada di kopi itu pun tertelan dan dia pun langsung batuk-batuk karna keselek.

Laki-laki itu pun langsung menolong bibi untuk memuntahkan es yang tertelan itu. Bahkan dia menggendong Bibi dengan posisi terbalik agar es yang tertelan itu bisa di muntahkan. Akhirnya Bibi berhasil memuntahkan kembali es itu dan dia merasa sangat malu karena kejadian ini terjadi di depan laki-laki itu. Laki-laki itu pun pergi setelah Bibi baik-baik saja namun sebelum dia benar-benar pergi, laki-laki itu menyampaikan pesan "Lelehkan es itu perlahan-lahan sebelum kau akan memakannya!" Ketika laki-laki itu benar-benar pergi, Bibi ngomong dalam hati, "Aku bisa saja menanyakan namanya jika kondisiku tidak seburuk dan memalukan begini. Ah pantas saja aku belum menikah juga." Bibi pun terlihat sedih atas semua ini.



Dae Woong membawa Gumiho ke kampusnya dan Gumiho pun langsung berkomentar, "Oh ini universitas, sangat besar ya." Dae Woong nanya, "Memangnya kamu tau universitas itu apa?" Gumiho menjawab, "Tentu saja. di kuil banyak sekali yang berdoa agar masuk ke universitas bagus. Pasti banyak orang pintar disini" Dae Woong bilang kala Gumiho tidak boleh memberi tau siapapun bahwa dia itu Gumiho dan juga tidak boleh menggunakan kekuatan yang berlebih seperti yang tadi Gumiho lakukan kepada mesin minuman karena orang-orang di kampus itu sangatlah pintar dan bisa tau kalau Gumiho itu adalah seorang Gumiho. Gumiho pun berjanji akan bersikap seperti manusia.

Gumiho dengan polosnya bertanya, "Kalau misalnya aku diam saja, kamu pasti tidak tau kalau aku ini Gumiho kan?" Dae Woong menjawab, "Iya." Dae Woong berjalan dan ngomong sendiri, "Ah sudah lama aku tidak ke kampus. Aku datang ke sini untuk meminjam uang." Dae Woong menoleh ke arah Gumiho yang masih melihat-lihat kampus. Dae Woong lalu melanjutkan omongannya, "Ini semua karena DIA!"



Gumiho menghampiri Dae Woong dan bilang kalau orang-orang di kampus itu mengenakan tas, dan kenapa mereka tidak memakai tas? Dae Woong bilang kalau tujuan mereka datang ke kampus itu sekarang bukan untuk belajar, tapi meminjam uang. Orang pertama yang di datangi oleh Dae Woong adalah temannya yang sering di teraktir olehnya, Dae Woong bilang kalau dia ingin meminjam uang, temannya itu mengaku tidak punya uang sama sekali padahal Gumiho mencium bau uang dari saku celana temannya Dae Woong itu.

Orang-orang yang kemudian di datangi oleh Dae Woong pun sama-sama bilang kalau mereka tidak memiliki uang. Padahal jelas-jelas Gumiho mencium bau uang. Gumiho nanya, "Mereka itu temanmu tetapi mereka berbohong. Kenapa kau tidak melakukan apapun?" Dae Woong kesal dan bilang kepada Gumiho agar tidak ikut campur masalah dirinya karena Gumiho itu tidak mengerti manusia! Dae Woong langsung meninggalkan Gumiho pergi.

Gumiho mendengar temannya Dae Woong ada yang menjelek-jelekan Dae Woong dan heran karna orang sekaya Dae Woong malah ingin meminjam uang. Gumiho awalnya mau mengadukan hal ini kepada Dae Woong namun begitu ingat kata-kata Dae Woong yang meminta agar dirinya tidak ikut campur, akhirnya Gumiho pun diam tidak menceritakan masalah itu.



Gumiho mengejar Dae Woong yang mau masuk ke dalam perpustakaan. Dae Woong bilang bahwa Gumiho tidak bisa masuk ke dalam perpustakaan jika tidak memiliki kartu mahasiswa. Gumiho pun meminta Dae Woong untuk membuatkan untuknya. Dae Woong kesal dan dia nanya, "Apakah kamu punya nama? Apa kamu punya ID? Apa kamu punya keanggotaan? Kamu tidak memilikinya jadi bagaimana mungkin kau akan membuat kartu mahasiswa?" Gumiho juga kesal dan dia bilang, "Baiklah aku tidak bisa masuk." Dae Woong menyuruh Gumiho agar menunggu di luar.

Gumiho terus menunggu dan dia ingin masuk ke tempat yang di masuki oleh manusia. banyak manusia yang masuk ke dalam perpustakaan dan itu membuat Gumiho semakin ingin masuk juga. Gumiho pun memberanikan diri melewati sebuah pintu tapi tiba-tiba pintu itu alarmnya berbunyi dan dia pun panik sehingga langsung pergi keluar dari perpustakaan. Padahal sesungguhnya alarm itu bunyi karena ada buku yang di bawa keluar dari perpustakaan.



Dae Woong melihat kalau Gumiho tidak ada di depan pintu perpustakaan makanya dia pun memanfaatkan waktunya itu dengan mencari info tentang Gumiho. Setelah mencari banyak buku tentang Gumiho, Dae Woong berkata "Ah para penulis buku ini belum pernah melihat Gumiho, lalu kenapa dia malah mengikutiku? Andai saja aku tidak datang ke kuil itu... Ah benar kuil itu!" Dae Woong pun mulai mencari informasi tentang Kuil yang waktu itu dia datangi.

Dae Woong mencari info di internet dan di Internet ada sebuah berita tentang gambar rubah yang menghilang dari lukisan yang di simpan di Kuil itu. Dae Woong ingat kata-kata Gumiho yang bilang bahwa Dae Woong lah yang telah membebaskannya keluar. Dae Woong pun baru sadar bahwa dia telah membebaskan Gumiho itu dengan cara menggambarkan ekor pada gambar gubah itu.



Sementara itu Dong Joo sudah berhasil mendapatkan data-data tentang Dae Woong dan dia berkata, "Jika aku memanggil Dae Woong keluar, Rubah itu pasti akan mengikutinya dan itu akan memudahkan ku untuk menangkapnya. Mungkin kah aku menangkapnya hidup-hidup?" Dong Joo langsung tersenyum dan terlihat ada sebuah pedang yang selalu dia bawa kemana-mana.



Gumiho keliling-keliling kampusnya Dae Woong dan dia menatap para wanita yang sedang memakai Makeup. Gumiho bilang bahwa dia juga ingin memiliki benda berwarna merah yang seperti lipstik itu. Lalu ada sebuah bola basket yang menggelinding ke arah kakinya Gumiho. Bola basket itu milik temannya Dae Woong yang tadi menjelek-jelekan Dae Woong. Laki-laki itu bilang, "Ah kau yang dari tadi bersama Dae Woong kan? Sangat cantik. Berikan bola itu kepadaku! Aku juga temannya Dae Woong!"

Gumiho menggambil bola basket itu lalu berkata, "Ah kau temannya Dae Woong juga? Kau menjelek-jelekan dia di belakangnya apa itu namanya teman?" Gumiho langsung melemparkan bola basket itu ke arah temannya Dae Woong. Gumiho langsung pergi sementara itu Temannya Dae Woong itu hidungnya berdarah dan dia langsung jatuh pingsan karena takut melihat darah. Gumiho berjalan menjauh dari temannya Dae Woong itu dan dia berkata, "Ah bukankah aku juga menjelek-jelekan Dae Woong? Itu tidak masalah karena aku bukan manusia dan juga bukan temannya."



Dae Woong baru keluar dari perpustakaan dan ketika dia melihat Gumiho, makanya dia langsung menarik Gumiho naik menuju lantai atas gedung untuk menanyakan sesuatu. Byung Soo yang sedang bersama dengan Sun Nyeon melihat ada Dae Woong dan dia pun bilang, "Ah itu kan Dae Woong!" Sun Nyeon udah senang dan ingin memanggil Dae Woong tapi begitu melihat ada seorang perempuan bersama Dae Woong, dia pun jadi bertanya "Siapa perempuan yang bersama dengan Dae Woong itu?" Byung Soo menjawab bahwa dia tidak mengetahui apa-apa akan hal itu.



Dae Woong membawa Gumiho ke ruangan perlengkapan alat-alat camera. Dae Woong langsung to the point nanya, "Tempat yang kamu katakan kalau kau ini terperangkap... Apakah itu sebuah lukisan?" Gumiho menggangguk dan bilang bahwa dia sudah menceritakan hal itu pada Dae Woong bahwa Dae Woong lah yang telah membebaskannya karena telah membuat ekor pada lukisan rubah itu. Dae Woong kaget dan nanya, "Jadi rubah di lukisan itu adalah kamu?" Gumiho lagi-lagi hanya menggangguk sambil tersenyum.

Dae Woong ingat kalau dia pernah menggambar sebuah titik hitam di bagian tubuh Rubah itu. Dae Woong lalu meminta ijin untuk melihat sesuatu di bagian tangan Gumiho yang ternyata seperti ada sebuah tahi lalat. Gumiho nanya, "Apakah kamu menggambar ini?" Dae Woong dengan lemas bilang bahwa dia emang menggambar itu. Dae Woong sangat sedih karna ternyata dia lah yang membuat ini semua terjadi pada dirinya. Gumiho mencoba menenangkan Dae Woong dengan bilang bahwa dirinya ini sudah memberikan sesuatu yang penting untuk Dae Woong sehingga Dae Woong harus bertanggung jawab. Dae Woong semakin putus asa karena itu artinya Gumiho akan selalu bersamanya karena sesuatu yang penting milik Gumiho itu ada di dalam dirinya.



Tiba-tiba saja pintu terbuka dan munculah Byung Soo bersama dengan Sun Nyeon yang bertanya, "Bertanggung jawab untuk apa hah?" Sun Nyeon menyangka kalau hal penting yang sudah di berikan Gumiho kepada Dae Woong itu adalah keperawanan makanya Gumiho menuntut pertaggung jawabannya Dae Woong. Dae Woong sendiri kebingungan untuk menjelaskannya. Sun Nyeon kecewa dengan apa yang di lakukan oleh Dae Woong karna dia tidak pernah berfikir bahwa Dae Woong adalah laki-laki seperti itu. Sun Nyeon pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

Sementara itu Byung Soo malah memberikan selamat kepada Dae Woong dan mengganggap bahwa Dae Woong sangatlah keren karna melakukan hal itu. Dae Woong lagi-lagi kebingungan dengan apa yang di maksud oleh Byung Soo sampai dirinya di berikan selamat.



Di rumah, Bibi bilang bahwa dia sudah membekukan kartu kredit milik Dae Woong. Kakek masih heran kenapa Dae Woong belum juga kembali ke rumah padahal dia yakin kalau Dae Woong tidak akan kuat hidup tanpa uang. Bibi lalu bilang, "Dia itu jatuh cinta. Dia akan menemukan hidupnya karena cinta memang seperti itu." Kakek kebingungan dengan sifat aneh Bibi makanya dia langsung nanya, "Ckckck Apakah kau membuat puisi lagi? Apa kau di tolak lagi? Kau selalu membuat puisi jika di tolak." Bibi hanya menjawab kalau dia bahkan belum melakukan pendekatan.

Kakek meminum air putih yang di berikan es dan langsung mengunyak es-nya itu. Bibi yang melihat hal itu ingat kejadian tadi siang dan dia pun langsung bilang, "Tunggulah sampai esnya mencair dan berhati-hatilah mengunyahnya." Bibi langsung menangis dan pergi ke kamarnya. Kakek yang melihat hal itu berkomentar, "Sepertinya dia jatuh cinta kembali."



Dae Woong mencoba menjelaskan kepada Byung Soo namun dia sendiri tidak berani menyebutkan bahwa Gumiho itu adalah seorang siluman rubah., sementara itu Gumiho duduk di kursi yang tidak cukup jauh dari Dae Woong dan Byung Soo Byung Soo sendiri terlihat tidak curiga dan dia hanya bilang, "Ah kau jatuh hati padanya? Kau keluar dari rumah tanpa uang dan hidup bersamanya bahkan kau tidak terikat dengannya. " Dae Woong mencoba menjelaskan bahwa situasinya dia sekarang cukup sulit dan Byung Soo harus berjanji tidak memberi tau siapa pun juga.

Byung Soo nanya, "Tadi dia bilang bahwa dia itu Gumiho yang mengikutimu terus?" Dae Woong mencari akal dan dia berbohong dengan mengatakan bahwa nama Gumiho itu adalah Mi Ho dan Gu adalah nama marganya. Gumiho yang menguping pun langsung tersenyum karena akhirnya dia memiliki nama manusia. Lalu Dae Woong juga bilang kalau Gumiho tidak senang di panggil Gumiho makanya sebaiknya di panggil Mi Ho saja. Byung Soo mengerti lalu dia bilang kalau Dae Woong ini keadaannya pasti sedang sangat kesusahan karna kabur dari rumah makanya Byung Soo memberikan sebagian uangnya untuk Dae Woong. Dae Woong sangat berterima kasih karna Byung Soo sudah mengerti dirinya.

Byung Soo ingin memperkenalkan diri ke Gumiho tapi Dae Woong langsung melarangnya dan menyuruh Byung Soo cepat pergi kerja saja. Byung Soo ketawa dan bilang bahwa Dae Woong sudah berubah banyak sejak memiliki pacar. Gumiho menghampiri Byung Soo dan Byung Soo pun pamit ke Gumiho.



Gumiho awalnya ingin kenalan sama Byung Soo juga tapi Dae Woong melarangnya. Gumiho lalu nanya, "Apakah kamu tadi bilang bahwa aku ini Gumiho?" Dae Woong ketakutan dan langsung bilang bahwa dia sama sekali tidak memberi tau apa-apa kepada Byung Soo dan Byung Soo itu temannya Dae Woong jadi sebaiknya Gumiho tidak mengganggu Byung Soo. Gumiho ketawa dan bilang kalau maksud pertanyaan dia itu adalah tentang nama. Gumiho nanya, "Kenapa kamu memberiku nama Mi Ho? Bukan kah katamu aku ini bukan manusia dan tidak mempunyai nama?" Dae Wooong pun menjawab kalau selama ini dia selalu memanggil Gumiho dengan sebutan Mi Ho jadi sebaiknya itu menjadi nama Gumiho saja.

Gumiho aga kecewa dengar alasan Dae Woong tadi tapi Dae Woong langsung menjelaskan, "Kau bilang kau ingin tampak seperti manusia kan? Mi Ho adalah nama yang cocok untukmu dan dapat menyembunyikan identitasmu. Bukankah itu bagus? Jadi mulai sekarang aku akan memanggilmu Mi Ho." Gumiho pun amat sangat senang karna dia akhirnya memiliki nama dan ingin di panggil Mi Ho. Dae Woong lalu meminta Mi Ho agar tidak menyakiti Byung Soo karena Byung Soo itu adalah teman baiknya. Mi Ho langsung berjanji tidak akan menyakiti temannya Dae Woong. Dari belakang terlihat temannya Dae Woong yang tadi di lempar bola basket oleh Mi Ho dan Mi Ho pun langsung tersenyum.



Dae Woong ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Mi Ho mengenai lukisan itu tapi tiba-tiba saja HPnya berbunyi dan itu telfon dari Dong Joo yang berbohong dengan mengatakan ada sebuah paket untuk Dae Woong dan sebaiknya Dae Woong segera datang ke kantor kampus untuk mengambil paket itu. Dae Woong sendiri kebingungan mengenai paket.

Dong Joo bersiap di suatu ruangan sambil membawa pedang miliknya itu. Dia bilang bahwa pedang itu akan menunjukan keberadaan Gumiho. Ketika Dae Woong melintas ruangan itu, pedang tidak bereaksi sama sekali dan Dong Jo yakin bahwa Gumiho tidak sedang ada di sekitarnya Dae Woong.



Gumiho di minta menunggu di luar gedung oleh Dae Woong dan ketika dia melihat ada penjual yang memakai kostum ayam pun dia langsung mengejar penjual itu. Tiba-tiba Pedang yang di bawa Dong Joo bersinar dan Dong Joo langsung berlari keluar ruangan untuk mencari sosok Gumiho. Dong Joo terus mengejar Gumiho yang juga mengejar penjual berkostum ayam itu. Dong Joo melihat sekilas wajah Gumiho dan dia pun langsung berhenti mengejar karena ingat sesuatu.



Flashback...

Dong Joo di masa lalu tiba-tiba saja menusuk Gumiho dengan pisaunya. Dong Joo menangis dan meminta maaf karna telah melakukan hal itu kepada Gumiho. Gumiho memegang wajah Dong Joo dan dia pun langsung lenyap menjadi sisa-sisa abu yang bertebaran. Dong Joo sangat terpukul atas kejadian itu dan langsung berteriak kencang memohon maaf kepada Gumiho.



Masa Sekarang...

Dong Joo berhenti mengejar Gumiho dan duduk di pinggir lapangan. Wajah Dong Joo terlihat penuh tekanan dan dia pun berkata, "Dia terbunuh oleh tanganku. Tapi itu bukan dia. Hanya wajah mereka saja yang sama."



Dae Woong kesal karna ternyata paket yang katakanya untuk dirinya itu tidak ada. Dae Woong pun jadi merasa sial sejak dia dekat dengan Gumiho. Dae Woong keluar gedung dan mencari sosok Gumiho tapi tidak ada. Dae Woong pun berfikir, "Bagaimana aku lepas darinya? Kemana dia? Apakah dia sendiri yang pergi dariku?" Tapi tiba-tiba saja terdengar suara Gumiho yang datang dan langsung memperlihatkan sebuah brosur makanan ayam. Dae Woong bilang, "Kau asalnya dari gambar kan? Kalau begitu masuklah ke dalam brosur ini untuk memakannya." Gumiho bilang kalau dia tidak bisa masuk ke dalam brosur itu.

Dae Woong lalu nanya, "Dimana Nenek Sam Shin yang sudah mempenjarakanmu itu?" Gumiho curiga dan bales nanya, "Ada apa kamu mencarinya?" Dae Woong kebingungan dan bilang, "Apa dia ada di kuil? Ah aku tidak ada maksud untuk memanggilnya." Gumiho lalu bilang, "Dia tidak disana. Lagian kau tidak akan bisa memanggilnya." Dae Woong diam sebentar memikirkan apa kelemahannya Gumiho lalu dia mendapatkan sebuah ide, "Ah kau bilang kau suka soda kan? Baiklah ikut aku!"



Dae Woong kini tinggal di dalam gor olahraga itu dan dia pun membeli banyak kaleng alkohol untuk membuat Gumiho mabuk agar bisa berkata jujur. Dae Woong terus menyuruh Gumiho minum alkohol itu bahkan dia main Gunting Kertas Batu dan yang kalah harus minum alkohol itu. Dae Woong sendiri pura-pura minum dan langsung membuang minuman itu. Sudah berkaleng-kaleng minuman alkohol yang di minum oleh Gumiho tapi Gumiho tidak mabuk juga dan itu membuat Dae Woong kebingungan.

Dae Woong bilang kalau dia merasa jalan besar di antara mereka sepertinya sudah mulai mendekat. Gumiho bilang walaupun mereka seperti ini tapi tetap saja Dae Woong terlihat membenci dirinya. Dae Woong pun jujur kalau pertama kali Gumiho bilang akan memakannya itu sangat menakutkan. Dae Woong juga bilang bahwa keadaannya ini sangat sulit dan tidak bisa membelikan Gumiho daging sapi apalagi teman-temannya Dae Woong banyak yang mengkhianatinya. Dae Woong lalu bilang bahwa dia lebih senang orang seperti Gumiho yang jujur akan memakan dirinya dari pada teman-temannya yang berbohong.

Gumiho bilang kalau dia ini bukanlah manusia. Dae Woong aga sewot dan nanya, "Memangnya kenapa kalau kau bukan manusia? Kamu lebih cantik dari gadis lainnya. Jujur ketika pertama kali bertemu denganmu aku sangat terkejut karena kau terlalu cantik. " Gumiho berkata, "Sebenarnya aku tidak suka hal seperti ini, meskipun aku cantik dari pada manusia tapi itu tidak berguna untukku. Kau kan tau kalau aki ini ingin menjadi manusia." Dae Woong mencoba menghibur Gumiho dengan bilang muskipun Gumiho bukan manusia tetapi Gumiho memiliki banyak hal spesial seperti berlari dengan sangat cepat, melompat tinggi dan banyak makan. Gumiho senang dan nanya, "Kau berfikiran seperti itu?" Dae Woong menjawab, "Iya, asalahkan kau tidak akan memekanku." Gumiho pun langsung berjanji tidak akan memakan Dae Woong.




Dae Woong lalu nanya, "Jadi kau ingin berteman?" Tentu saja Gumiho ingin tapi dia bingung dan bertanya, "Apakah kita bisa berteman muskipun aku bukan manusia?" Dae Woong bilang bahwa pertemanan itu tidak mengenal batasan bahkan dalam kartun Korea pun ada yang berteman dengan makhluk angksa lainnya. Gumiho nanya bagaimana cara tokoh dalam kartun itu bisa berteman? Dae Woong memikirkan cara dan bilang bahwa mereka bisa berteman dengan cara menyatukan jari telunjuk mereka dan mengucapkan kata "Hoi-Hoi!" Gumiho pun langsung tertarik mencobanya dan akhirnya mereka pun berteman.




Asistennya Dong Joo masuk ke ruangannya Dong Joo dan bertaya kenapa Dong Joo terlihat lemas sepanjang hari? Apakah karena Dong Joo tidak berhasil menemukan apa yang Dong Joo inginkan? Dong Joo menjawab kalau dia menemukan apa yang dia inginkan tapi tidak berhasil menangkapnya. Asistennya pun menyarankan agar lain kali Dong Joo menangkap apa yang Dong Joo inginkan.

Dong Joo masuk kedalam ruang pribadinya dimana dia selalu mencari info tentang Gumiho. Dong Joo bilang bahwa dia perlu melihat sosok Gumiho sekali lagi untuk memastikan bahwa Gumiho itu bukanlah wanita yang pernah dia tusuk pada masa lalu.



Gumiho cerita pada Dae Woong bahwa dia mengikuti Dae Woong sampai ke Seoul dengan masuk kedalam bagasi Bis yang membawa Dae Woong ke Seoul. Dae Woong membayangkan hal itu pun langsung tertawa puas karna awalnya dia menyangka bahwa Gumiho itu menghilang atau terbang untuk sampai ke Seoul. Gumiho bilang bahwa dia sebenarnya bisa saja melakukan hal itu tapi karena mutiara titisan miliknya itu ada di tubuh Dae Woong jadi kemampuannya itu pun jadi berkurang. Dae Woong lalu bertanya, "Kalau begitu, apakah pendengaran dan penciuman mu masih tajam seperti anjing?" Gumiho langsung kesal dan bilang bahwa kemampuannya itu lebih hebat dari pada Anjing.

Dae Woong bilang bahwa sekarang dia merasa lebih dekat dengan Gumiho setelah melakukan perbincangan seperti ini. Dae Woong lalu bertanya, "Kau pasti memiliki kelemahan kan?" Gumiho menjawab bahwa dirinya itu tidak memiliki kelemahan sama sekali. Dae Woong langsung lesu dan kembali bertanya, "Jadi ku tidak memiliki satu hal yang di takuti atau di benci?" Gumiho kali ini menjawab bahwa dia takut Air. Dae Woong melihat ada air mineral dan berniat menakut-nakuti Gumiho dengan itu tapi akhirnya dia malah meminum air mineral itu. Gumiho bilang bahwa air yang sedikit sih dia takut, yang dia takuti itu adalah sungai dan laut.



Dae Woong masuk kedalam gor dan dia langsung bilang, "Air. Dia takut air. Mi Ho! Mi Ho! Aku rasa dia tidak mendengarkan aku dari arah sini. Ternyata dia tidak begitu sulit untuk di taklukan." Tiba-tiba saja Gumiho masuk ke dalam Gor dan bilang, "Sepertinya ekorku akan keluar, ayo aku akan menunjukannya padamu. Ayo lah aku akan menunjukannya padamu." Dae Woong ketakutan dan bilang dia belum siap namun Gumiho terus menariknya keluar Gor untuk melihat Ekor Gumiho yang akan keluar jika terkena sinar bulan. Gumiho pun memperlihatkan ekornya yang ada sembilan namun Dae Woong tidak mau melihatnya dan menunduk karena takut.



Pagi-pagi Gumiho langsung membangunkan Dae Woong untuk makan sapi. Makan siang pun Gumiho meminta makan sapi. Dae Woong sudah kesal dan ingin memukul Gumiho dengan teplon tapi dia tidak berani. Malam hari pun lagi-lagi Gumiho meminta makan sapi dan itu langsung membuat Dae Woong benar-benar kesal namun dia tidak bisa menolak sama sekali.



Besok paginya Gumiho membawa Dae Woong ke sebuah restaurant sapi. Dae Woong menolak untuk membeli makanan sapi lagi untuk Gumiho. Mata Gumiho tiba-tiba berubah menjadi biru dan ada sebuah pot bunga yang hampir jatuh mengenai kepala Dae Woong tapi Gumiho menyelamatkannya dengan cara terbang dan menendang pot bunga itu agar tidak jatuh mengenai Dae Woong. Gumiho lalu nanya, "Makan sapi ya?" Dae Woong pun tidak bisa menolak dan membolehkan Gumiho untuk makan sapi kembali. Gumiho pun kembali ceria dan langsung masuk ke dalam restaurant sapi itu.



Bibi pergi ke departemen store lagi karena dia ingin bertemu dengan laki-laki yang waktu itu apalagi bibi selal bertemu laki-laki itu di departemen store makanya dia berharap akan bertemu lagi dengannya. Bibi sudah berdandan dan ingin memperlihatkan sifatnya yang anggun ini kepada laki-laki itu. dan benar saja laki-laki itu ada di departemen store itu sedang melihat-lihat pakaian. Bibi pun bermaksud menghampiri laki-laki itu tapi tiba-tiba dia berhenti karena muncul Sun Nyeon yang langsung memeluk laki-laki itu dan berkata "Ah Dong Hong-sshi aku belanja terlalu banyak, tidak apa-apa kan? Ayo kita pilih baju untukmu, aku tidak suka bajumu ini." Bibi jelas kaget sekali melihat hal itu.

Laki-laki yang ternyata bernama Dong Hong itu juga melihat Bibi dan sama-sama kaget. Bibi langsung lari pergi dan Dong Hong langsung menyurun Sun Nyeon untuk menunggu sebentar. Sun Nyeon kebingungan dan bertanya, "Ayah, ada apa?" Bibi masuk ke dalam counter pakaian dalam dan bilang bahwa dirinya ini terlalu berharap banyak pada laki-laki asing tersebut. Dong Hong datang mau menghampiri bibi tapi tiba-tiba seorang pegawai toko datang menghampiri bibi dan bertanya, "Apakah and mau membelikan sesuatu untuk suamimu?" Bibi menjawab, "Iya untuk suamiku." Dong Hong yang mendengar itu pun langsung lemas.

Sun Nyeon menghampiri Dong Hong dan bertanya, "Ada apa?" Dong Hong langsung memakai kacamata hitamnya dan pergi meninggalkan bibi. Bibi pun langsung lemes melihat hal itu.



Dae Woong, Gumiho dan juga Byung Soo sedang duduk-duduk di dekat sebuah sungai besar. Byung Soo mulai dekat dengan Gumiho dan mereka pun bermain tebak koin. Gumiho selalu menang melawan Byung Soo dan Dae Woong pun langsung bilang, "Percuma kau melawannya dia akan selalu menang." Byung Soo pun langsung memuji Gumiho, "Kaka ipar, kau sangat hebat."



Dae Woong melemparkan roti pada sungai yang ada ikannya. Dae Woong ngomong dalam hati, "Jika aku melemparkannya ke air seperti ini, mungkin aku akan mati duluan. Ah bagaimana cara aku mendapatkan uang? Uangku sudah habis dan aku harus tetap membelikan daging. Ah aku hampir gila." Byung Soo yang melihat Dae Woong teus melempar-lempar roti ke kolam pun langsung bilang, "Hey hentikan memberi makan seperti itu! Pemilik ikan koi itu mungkin akan sangat marah padamu. Mereka itu mahal tau!" Dae Woong berkomentar, "Mereka ini murah. Kakekku memiliki ikan koi asli dan itu baru sangat mahal." Dae Woong diam sebentar dan dia pun mendaparkan sebuah ide.

Dae Woong langsung bilang pada Gumiho, "Mi Ho diamlah disini sebentar dengan Byung Soo. Aku akan mendapatkan uang untuk membeli daging!"



Ya ide Dae Woong itu adalah masuk ke dalam rumahnya untuk mencuri ikan koi milik kakeknya itu. Ada anjing di rumah Dae Woong yang langsung menggonggong saat Dae Woong masuk, Dae Woong pun langsung menyuruh anjingnya itu agar diam. Dae Woong bilang bahwa dia hanya ingin mengambil sesuau dan nanti akan pergi, jika dirinya ketauan oleh kakeknya maka dia akan benar-benar mati.

Dae Woong memulai aksinya itu dengan datang ke kolam ikan. DaeWoong bilang, "Yang paling besar pasti yang paling mahal. Tidak! Yang paling berwarna dan cantik pasti yang mahal. Baiklah aku akan menangkap yang paling cantik!" Dae Woong pun turun ke dalam kolam untuk menangkap ikan koi yang langsung dia simpan di dalam ember, Dae Woong berkata, "Tenang lah Oppa akan membawamu ke tempat yang lebih bagus dari pada disini." Tiba-tiba ada suara "Dimana itu Oppa?" Dae Woong langsung kaget karna itu adalah suara kakek.



Kakek marah-marah, "Kau kabur dari rumah dan kembali ke sini hanya untuk mencuri ikanku?" Dae Woong diam-diam memakai sepatunya dan bilang bahwa semalam itu dia bermimpi ikan koi milik kakek ada yang mati dan mengambang makanya dia datang hanya untuk menolongnya.

Kakek awalnya percaya tapi begitu melihat ember yang di pegang oleh Dae Woong tiba-tiba bergerak, kakek pun yakin kalau ikan itu masih hidup. Dae Woong memasukan jarinya ke dalam ember dan berteriak-teriak panik "Ah jariku di makan!" Kakek juga ikutan panik dan menyuruh Dae Woong untuk melepas jarinya itu. Dae Woong mengeluarkan jarinya yang ternyata tidak di gigit dan langsung kabur keluar. Bibi yang baru datang pun kaget melihat Kakek yang tiba-tiba mengejar Dae Woong.



Dae Woong terus berlari dan dia pun tidak sadar bahwa ada sebuah truk yang datang. Dae Woong, Kakek dan Bibi pun kaget dan terlihat ember yang Dae Woong pegang pun terbang ke atas dan si ikan terjatuh.

Mereka pergi ke dokter dan Kakek memohon pada dokter untuk menyelamatkannya. Dokter meminta maaf karena dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tiba-tiba muncul Dae Woong dari belakang. Ternyata yang mati itu adalah ikan koinya, sementara Dae Woong hanya terluka pada keningnya. Kakek benar-benar kesal melihat Dae Woong.



Kakek menyuruh Dae Woong untuk pulang ke rumah dan berbicara. Dae Woong bilang bahwa dia tidak bisa pulang sekarang karena perempuan itu pasti akan membunuhnya jika dia meninggalkannya jadi sebaiknya Kakek memberikan dia uang saja. Kakek nanya, "Seperti apa perempuan itu?" Dae Woong meminta maaf tidak bisa menjelaskan hal ini karna ini semua demi kebaikan kakek juga. Kakek pun lalu meminta Dae Woong untuk membawa perempuan itu ke rumah agar mereka bisa menilainya.

Tapi Dae Woong langsung menolaknya lagi. Kakek bener-bener marah dan bilang, "Kami harus melihat perempuan itu agar kami bisa menilainya apakah dia pantas kau nikahi atau tidak." Dae Woong langsung sewot dan bilang, "Menikahi dia? Kenapa aku harus menikahinya? Aku hanya tinggal dengannya sebentar dan aku akan mengembalikan dia ke tempatnya." Kakek langsung menampar Dae Woong dan itu benar-benar membuat Bibi dan Dae Woong kaget. Kakek langsung berkata, "Baiklah terserah dirimu. "

Kakek langsung masuk ke dalam mobil. Bibi bilang bahwa ini semua karena kesalahannya Dae Woong. Dae Woong lalu berkata, "Kakek tidak mengetahui hal yang sebenarnya."



Ketika berjalan pergi, Sun Nyeon datang menghampiri Dae Woong dan bertanya, "Dae Woong, sampai kapan kamu akan tinggal di gedung olahraga milik ayahku itu huh?" Dae Woong menjawab, "Bukankah kau bilang kalau aku boleh tinggal selama yang aku mau?" Sun Nyeon kesal dan bilang kalau dia sudah merubahnya karena Dae Woong tingal disana bersama perempuan lain dan Dae Woong tidak juga mencari pekerjaan.

Dae Woong bingung kenapa tiba-tiba saja Sun Nyeon berubah pikiran seperti ini. Sun Nyeon lalu bilang, "Ah aku melihat Hye-In Unnie, dia bersama dengan pacarmu dan juga Byung Soo." Dae Woong panik dan langsung berlari ke arah tempat Byung Soo dan Gumiho berada, "Noona tidak boleh melihat Mi Ho atau nanti dia akan menjadi salah paham."



Hye In bertanya ke Byung Soo, "Sepertinya dia bukan murid sini. Apakah dia pacarmu Byung Soo?" Byung Soo langsung bilang bahwa Gumiho itu bukan pacarnya. Gumiho pun langsung bilang, "Namaku Mi Ho. Mi Ho!" Dae Woong yang masih berlari menuju tempat itu ingat kalau Gumiho bisa mendengar omongannya dari jarak jauh makanya dia bilang, "Mi Ho! Tolong jangan katakan apapun juga!" Mi Ho yang mendengar suara Dae Woong langsung bilang, "Ah ini Dae Woong." Hye In lalu bertanya, "Dae Woong? Kau kenal dia?" Gumiho mengangguk danbilang kalau mereka itu berteman. Hye In bertanya, "Apakah kamu pacar Dae Woong?" Mi Ho kembali mengangguk dan berkata, "Iya. Teman."



Dae Woong datang dan langsung bilang kepada Hye In, "Noona. Dia bukan pacarku!" Gumiho yang melihat itu pun langsung menatap Dae Woong kesal.